GoTo-Grab Merger: Peluang Investasi?

keepgray.com – Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia (Danantara) dikabarkan tengah menjajaki peluang investasi dalam potensi merger antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk dan Grab Holdings.

Menurut laporan Bloomberg, Danantara disebut sedang dalam tahap awal pembicaraan dengan GoTo untuk mengakuisisi saham minoritas. Langkah ini sebagai respons terhadap kekhawatiran pemerintah terkait potensi monopoli jika perusahaan teknologi terbesar di Indonesia dikuasai oleh Grab yang berbasis di Singapura. Investasi Danantara dapat menjadi mekanisme untuk mempertahankan kepemilikan nasional atas entitas hasil penggabungan tersebut.

Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Danantara maupun GoTo mengenai rencana investasi ini.

Isu merger antara Grab dan GoTo telah bergulir sejak akhir 2020. Kabar mengenai potensi penggabungan dua penyedia layanan transportasi dan pesan-antar makanan ini terus menjadi sorotan. Saat itu, Gojek belum tergabung dengan Tokopedia dan memilih merger domestik yang menghasilkan GoTo Group.

Kabar pembicaraan baru kembali mencuat awal tahun ini. Grab dan GoTo disebut tengah menjajaki berbagai opsi kerja sama, termasuk akuisisi GoTo oleh Grab dengan skema tunai, saham, atau kombinasi keduanya. Diskusi ini semakin terbuka setelah Patrick Walujo ditunjuk sebagai CEO GoTo pada tahun lalu.

GoTo mengakui menerima sejumlah penawaran dari berbagai pihak dan menyatakan wajib mengevaluasi semua penawaran secara menyeluruh demi kepentingan jangka panjang para pemangku kepentingan. Namun, GoTo menegaskan belum ada kesepakatan dengan pihak manapun terkait merger.

Grab dilaporkan tengah mencari pendanaan sekitar US$2 miliar melalui pinjaman jangka pendek (bridge loan) untuk mendanai potensi akuisisi terhadap GoTo. Namun, belum ada kejelasan mengenai sumber pendanaan tersebut karena Grab masih berada di tahap awal pembicaraan dengan institusi keuangan.

Pembahasan struktur merger antara Grab dan GoTo sudah mengalami kemajuan, namun sempat melambat karena adanya kekhawatiran regulator, termasuk dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang telah mulai melakukan kajian terhadap potensi dampak merger tersebut.

Danantara sendiri resmi diluncurkan pada Februari 2025 sebagai sovereign wealth fund yang bertugas mengelola investasi strategis pemerintah Indonesia. Lembaga ini dibentuk dengan model serupa Temasek Holdings milik Singapura, dengan mandat untuk menanamkan investasi di berbagai sektor mulai dari hilirisasi logam hingga kecerdasan buatan (AI), serta mengelola saham pemerintah di sejumlah BUMN.

CNNIndonesia.com telah berupaya menghubungi Juru bicara Danantara Kania Sutisnawinata untuk mengklarifikasi kabar ini, namun belum ada tanggapan hingga berita ini ditayangkan.