keepgray.com – Serangan Israel sebelum fajar di Gaza telah menewaskan 12 orang, meninggalkan anak-anak kecil berkeliaran di antara reruntuhan sekolah yang dulunya menjadi tempat berlindung bagi warga Palestina yang mengungsi. Pakaian compang-camping tergantung di bagian luar gedung yang menghitam di bagian barat Kota Gaza, sementara puing-puing masih membara di bawah cahaya pagi.
Noda darah menghiasi tanah yang dipenuhi sisa-sisa kehidupan sehari-hari. Pakaian, kursi logam, kaleng makanan, dan sebagian kipas angin listrik tergeletak di antara reruntuhan. “Ini bukan kehidupan,” kata Umm Yassin Abu Awda, warga Kota Gaza, saat berdiri di antara para pelayat di Rumah Sakit Al-Shifa setelah serangan itu. Ia menambahkan, “Anda harus menyerang kami dengan bom nuklir dan mengakhiri semuanya, atau hati nurani orang-orang harus akhirnya terbangun,” seperti dikutip AFP dari Gulf News.
Hampir seluruh penduduk Gaza telah mengungsi setidaknya sekali selama perang yang telah berlangsung hampir 21 bulan, menciptakan kondisi kemanusiaan yang mengerikan bagi lebih dari dua juta orang yang tinggal di sana. Banyak yang mencari perlindungan di gedung sekolah, tetapi gedung-gedung ini berulang kali menjadi sasaran serangan Israel yang menurut militer sering kali menargetkan militan Hamas yang bersembunyi di antara warga sipil.