keepgray.com – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menekankan pentingnya menjaga keberagaman peradaban manusia sebagai fondasi perdamaian dan pembangunan global. Seruan ini disampaikan dalam pertemuan Global Civilizations Dialogue Meeting di Beijing, Jumat (11/7/2025).
Fadli Zon menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah China atas inisiatif penyelenggaraan dialog global antarperadaban tersebut dan menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap Global Civilization Initiative (GCI) yang digagas oleh Presiden Xi Jin Ping. Pertemuan ini dihadiri oleh tokoh-tokoh dari berbagai negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
“Dialog antar peradaban adalah upaya sangat penting untuk menjembatani perbedaan serta membangun kepercayaan antarbangsa. Melalui pertukaran pengetahuan dan pembelajaran lintas budaya, kita dapat mendorong terwujudnya perdamaian, kemajuan, dan kemakmuran bersama,” ujar Fadli Zon.
Fadli Zon juga menyoroti kunjungan kenegaraan Presiden RI Prabowo Subianto ke China pada November 2024, yang memperkuat hubungan strategis dan kerja sama budaya antara kedua negara. Dalam kesempatan tersebut, Fadli Zon memperkenalkan Indonesia sebagai negara dengan keberagaman budaya yang kaya, meliputi lebih dari 1.340 kelompok etnis, 718 bahasa daerah, serta lebih dari 2.213 warisan budaya takbenda yang telah terdata secara nasional dan lebih dari 50.000 warisan budaya takbenda potensial.
Dia juga menyinggung penemuan Homo erectus dan Homo floresiensis di situs-situs arkeologi Indonesia seperti Sangiran, Trinil, Ngandong, dan lukisan purba di Leang-Leang, Sulawesi Selatan, yang menunjukkan posisi penting Indonesia dalam sejarah manusia.
“Selama berabad-abad, Nusantara telah menjadi ‘melting pot’ beragam budaya dari berbagai bangsa dan peradaban tua yang berpadu secara dinamis, menghasilkan ragam ekspresi budaya, mencerminkan kekayaan sejarah dan keragaman warisan budaya,” jelas Fadli Zon.
Fadli menambahkan bahwa perbedaan suku, agama, budaya, dan tradisi di Indonesia merupakan kekuatan dan fondasi utama jati diri bangsa. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika memegang peranan penting dalam upaya mewujudkan perdamaian, menekankan pada pemahaman dan pengakuan terhadap keberagaman multietnik dan budaya di Indonesia, sehingga melahirkan sikap toleransi dan kerukunan.
Dalam kesempatan itu, Fadli Zon juga menyoroti bencana kemanusiaan di Gaza sebagai contoh nyata dari genosida peradaban dan penghapusan memori sejarah umat manusia. Dia menyerukan agar negara-negara di dunia bersatu dalam memperjuangkan keadilan, menegakkan hukum internasional, serta menolak segala praktik standar ganda dalam perjuangan kemerdekaan Palestina. Pemerintah Indonesia, ditegaskan Fadli Zon, tetap konsisten mendukung hak-hak rakyat Palestina untuk merdeka dan berdaulat.
Fadli Zon mengutip pidato bersejarah Presiden Soekarno dalam Konferensi Asia Afrika 1955 sebagai landasan etis dan moral kebijakan luar negeri Indonesia, yang menekankan pentingnya pengertian bersama, penghormatan terhadap kedaulatan, dan kerja sama yang adil antarbangsa. Dia juga menekankan pentingnya kerja sama Selatan-Selatan sebagai upaya kolektif mencapai pembangunan berkelanjutan dan pemerataan kesejahteraan bagi negara-negara berkembang.
“Melalui dialog, kerja sama, upaya menegakkan keadilan global, serta rasa saling menghargai antarbangsa, kita bisa membangun masa depan yang damai dan sejahtera untuk seluruh umat manusia secara inklusif,” pungkasnya.