Emas Turun Tipis, Saatnya Beli?

keepgray.com – Harga emas kembali mengalami penurunan pada hari ini, 19 Juni. Di tengah tren penurunan ini, muncul pertanyaan apakah sekarang adalah waktu yang tepat untuk membeli logam mulia tersebut.

Pada hari ini, harga logam mulia Antam tercatat turun sebesar Rp6.000 per gram, menjadi Rp1.937.000 per gram. Sebelumnya, pada hari Selasa, harga emas juga telah mengalami penurunan signifikan sebesar Rp18.000 per gram, mencapai level Rp1.950.000. Kemarin, harga emas kembali turun menjadi Rp1.943.000, akibat penurunan sebesar Rp7.000 per gram.

Analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, memberikan pandangannya mengenai strategi investasi emas yang optimal dalam kondisi penurunan harga seperti saat ini. Lukman memprediksi bahwa harga emas masih berpotensi mengalami penurunan dalam sepekan ke depan. Meskipun ketegangan antara Israel dan Iran masih tinggi, terdapat peluang bahwa perang dagang yang dipicu oleh Amerika Serikat (AS) dapat mereda jika negosiasi tarif antara AS, China, dan Eropa mencapai kesepakatan.

Selain itu, Lukman menjelaskan bahwa harga emas juga berpotensi turun jika kesepakatan nuklir antara Iran dan AS tercapai. “Posisi investor saat ini cenderung wait and see, dan beberapa melakukan aksi ambil untung karena kemungkinan adanya kesepakatan nuklir AS-Iran serta kesepakatan tarif antara AS dengan Uni Eropa dan China,” ujar Lukman saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (19/6).

Dia menyatakan bahwa investor diperbolehkan untuk membeli emas dalam kondisi ini, namun menyarankan agar pembelian tidak dilakukan secara agresif. Lukman mengingatkan bahwa emas merupakan investasi safe haven atau alat lindung nilai, sehingga pembelian emas sebaiknya tidak bertujuan untuk mendapatkan keuntungan besar dalam waktu dekat. “Jadi, idealnya mungkin 10-20 persen dari portofolio investasi, maksimal 30 persen,” sarannya.

Langkah yang lebih bijak adalah dengan menunggu dan memantau situasi. Lukman menyebutkan bahwa harga emas berpotensi turun jika kesepakatan nuklir antara Iran dan AS tercapai, atau jika kesepakatan dagang AS dengan China dan Uni Eropa berjalan lancar. “Keduanya masih penuh ketidakpastian dan bisa menekan harga emas apabila situasi berubah menjadi lebih baik,” kata Lukman.

Sebelumnya, harga emas justru mengalami penurunan saat ketegangan antara Israel dan Iran meningkat. Dilansir dari Reuters, Rabu (19/6), harga emas spot turun 0,4 persen ke level US$3.374,75 per ons. Sementara itu, kontrak emas berjangka AS naik 0,03 persen ke level US$3.408,1.

Pedagang logam independen, Tai Wong, melihat bahwa penurunan harga emas dipicu oleh kebijakan bank sentral AS, The Fed, yang menahan suku bunga. The Fed juga memperkirakan penurunan suku bunga yang lebih lambat di masa mendatang. “Gubernur The Fed Powell melemahkan optimisme awal dengan berkali-kali mengulang bahwa mengingat pengangguran yang rendah dan stabil, The Fed berada dalam posisi baik untuk menunggu dan melihat,” ujar Wong dilansir Reuters. “Dia mengisyaratkan akan ada pertemuan langsung, tetapi hal itu tidak cukup untuk aset pasar atau emas yang berharap kebijakan yang lebih dovish,” pungkasnya.