Emas di Sumur Zamzam: Kisah Penemuan Tak Terduga

keepgray.com – Area di sekitar Ka’bah menyimpan banyak sejarah penting, salah satunya adalah kisah penggalian sumur Zamzam oleh Abdul Muthalib, kakek Nabi Muhammad SAW. Dalam proses penggalian tersebut, ditemukan pula patung rusa emas.

Abdul Muthalib, yang saat itu merupakan pemimpin Quraisy di Makkah, bermimpi selama tiga hari berturut-turut untuk menggali sumber air yang tidak akan pernah kering, lokasinya tidak jauh dari Ka’bah. Mimpi ini membuatnya gelisah dan kemudian menceritakannya kepada orang-orang terdekat, termasuk istrinya, Samra. Setelah itu, Abdul Muthalib melakukan kurban besar-besaran.

Malam berikutnya, sosok yang sama muncul dalam mimpi dan memerintahkan Abdul Muthalib untuk menggali Zamzam. Orang itu menjelaskan bahwa Zamzam adalah air yang tidak pernah kering dan tidak meluap, yang dengannya para jemaah haji dapat diberi minum. Lokasinya berada di bawah timbunan kotoran binatang dan darah, di antara paruh gagak yang tuli dan sarang semut, sebagaimana dinukil dari Ibnu Hisyam dalam *Sirah Nabawiyah*.

Berdasarkan petunjuk tersebut, Abdul Muthalib mencari lokasi sumur Zamzam, ditemani putranya, al-Harits. Penggalian dilakukan secara diam-diam karena Abdul Muthalib khawatir penduduk Makkah akan menghalangi atau melakukan tipu daya.

Saat menggali pasir di antara dua berhala agung suku Quraisy, mereka melihat patung berbentuk rusa. Abdul Muthalib kemudian menemukan dua patung rusa emas, pedang-pedang, dan baju besi. Benda-benda ini diketahui milik Mahdhadh al-Jurhumi yang sengaja ditimbun di sumur Zamzam sebelum melarikan diri ke Yaman.

Penemuan harta karun ini memicu polemik. Kaum Quraisy meminta sebagian harta tersebut, namun Abdul Muthalib menolak. Sebagai solusi, disepakati undian untuk menentukan pemilik harta temuan tersebut. Dua bagian diperuntukkan bagi Ka’bah, dua untuk Abdul Muthalib, dan dua untuk kaum Quraisy.

Undian dilakukan di depan Hubal, patung terbesar di dalam Ka’bah. Hasilnya, patung rusa emas menjadi milik Ka’bah, sementara pedang dan baju besi menjadi milik Abdul Muthalib, dan kaum Quraisy tidak mendapatkan apa-apa.

Selanjutnya, dua patung rusa emas dijadikan hiasan pintu Ka’bah. Abdul Muthalib meleburkan pedangnya sebagai bahan pintu Ka’bah. Dengan demikian, ia tidak mengambil keuntungan pribadi dari harta temuannya tersebut.