keepgray.com – Bank Indonesia (BI) memproyeksikan ekonomi syariah Indonesia akan mengalami pertumbuhan antara 4,8 persen hingga 5,6 persen (year-on-year/yoy) pada tahun 2024. Proyeksi ini lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan pada tahun 2023 yang tercatat sebesar 4 persen (yoy).
Kepala Departemen Ekonomi & Keuangan Syariah BI, Imam Hartono, menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi syariah diperkirakan berada dalam kisaran tersebut. Sementara itu, pembiayaan syariah diperkirakan akan tumbuh antara 11 hingga 13 persen.
Imam menjelaskan bahwa pelemahan ekonomi global juga akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi syariah, serupa dengan dampaknya pada ekonomi nasional secara umum. Oleh karena itu, upaya peningkatan inklusi menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi syariah.
Imam menambahkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara ekonomi syariah dan konvensional dalam hal literasi dan inklusi. Pada ekonomi konvensional, tingkat inklusi cenderung lebih tinggi daripada literasi. Namun, pada ekonomi syariah, literasi cenderung lebih tinggi, sementara inklusi masih belum optimal.
Rendahnya tingkat inklusi dalam ekonomi syariah disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah mispersepsi mengenai produk-produk keuangan syariah yang dianggap lebih mahal.
Untuk mengatasi hal ini, Imam menekankan perlunya memperkuat pemahaman masyarakat terhadap ekonomi syariah. BI bersama dengan kementerian dan lembaga terkait tengah berupaya melakukan sosialisasi dan edukasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat.