DPRD Sby: Bulan Bung Karno, Genjot Pangan!

keepgray.com – Ketua DPRD Kota Surabaya, Adi Sutarwijono, mengajak seluruh masyarakat Surabaya untuk memaknai bulan Juni sebagai momentum refleksi atas perjuangan Bung Karno. Menurutnya, semangat serta gagasan Bung Karno, terutama dalam bidang ketahanan pangan, sangat relevan untuk terus digelorakan.

Adi Sutarwijono menjelaskan bahwa bulan Juni memiliki makna istimewa karena terdapat tiga peristiwa penting yang berkaitan dengan Bung Karno, yaitu: Hari Lahir Pancasila (1 Juni 1945), hari kelahiran Bung Karno (6 Juni 1901), dan wafatnya sang Proklamator (21 Juni 1970).

“Bung Karno wafat dengan mewariskan perjuangan dan pengabdiannya bagi Indonesia Raya, mewariskan cita-cita besar bagi kesejahteraan rakyat. Bagi generasi sekarang, bukan mewarisi abunya, tetapi mewarisi apinya,” ujar Adi Sutarwijono dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/6/2025).

Saat menghadiri panen jagung di Tambak Wedi, Surabaya, Adi Sutarwijono menekankan betapa pentingnya ketahanan pangan, sebagaimana pernah disampaikan oleh Bung Karno dalam pidatonya di IPB Bogor pada 27 April 1952, bahwa urusan pangan adalah hidup matinya sebuah bangsa.

Lebih lanjut, Adi Sutarwijono menyampaikan bahwa sektor pertanian di Surabaya telah mengalami transformasi dari pola konvensional menjadi urban farming yang lebih modern dan adaptif. Berbagai metode seperti hidroponik, aquaponik, kebun atap (rooftop garden), hingga kebun vertikal telah diimplementasikan sesuai dengan kondisi lahan yang ada.

Ia menambahkan bahwa hasil dari urban farming ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga, seperti sawi, kangkung, cabai, dan lain sebagainya, yang cocok dengan kondisi lingkungan setempat. “Saya memberikan dukungan untuk pemanfaatan lahan yang ada,” tegasnya.

Salah satu contoh pemanfaatan lahan kosong yang sukses adalah yang dilakukan oleh warga di Tambak Wedi. Mereka mengelola lahan seluas 1,2 hektare untuk menanam berbagai tanaman seperti jagung, sawi, ketela, labu, pisang, hingga cabai. Selain itu, warga juga mengembangkan budidaya magot dengan memanfaatkan limbah organik rumah tangga.

Menurut Ketua Kelompok Tani ‘Nandur Makmur’, Suyono, panen jagung terakhir menghasilkan total 6,5 ton.

Pemanfaatan lahan tidur ini merupakan implementasi kebijakan Wali Kota Eri Cahyadi sejak tahun 2023, pasca pandemi COVID-19. Lahan milik Pemerintah Kota Surabaya kini dimanfaatkan oleh warga untuk berbagai aktivitas produktif, seperti pertanian, peternakan, perikanan, hingga proyek padat karya.

Pipit, seorang peternak magot, menjelaskan bahwa sisa-sisa makanan seperti buah mangga dan labu dimanfaatkan sebagai pakan magot yang memiliki nilai ekonomis.