keepgray.com – Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat setelah serangan misil yang terjadi pada Senin (16/06) dini hari, menyebabkan korban jiwa dan memicu kekhawatiran internasional akan eskalasi konflik yang lebih luas. Eskalasi ini menjadi salah satu titik tergenting dalam hubungan kedua negara dalam beberapa tahun terakhir dan berpotensi mengguncang ekonomi global.
Berikut adalah lima dampak potensial dari konflik Israel-Iran terhadap ekonomi global:
1. Kenaikan Harga Minyak dan Tersendatnya Logistik Global:
Kenaikan harga minyak menjadi dampak signifikan akibat posisi Israel dan Iran di Timur Tengah, wilayah penghasil minyak terbesar dan jalur utama perdagangan maritim global. Gangguan pada jalur laut ini dapat menyebabkan biaya pengiriman meningkat dan membebani konsumen. Banyak kapal terpaksa mengambil rute memutar di sekitar Afrika, menambah waktu tempuh satu hingga dua minggu dengan biaya sekitar US$ 1 juta per perjalanan, menurut akademisi Sekolah Ekonomi Hanken, Sarah Schiffling.
2. Panic Buying di Israel:
Setelah serangan balasan Iran, pemerintah Israel mengimbau warganya untuk tetap di rumah. Akibatnya, terjadi panic buying di mana warga berbondong-bondong memenuhi kebutuhan mereka. Koresponden al-Jazeera di Tel Aviv melaporkan supermarket di kota itu dipenuhi warga yang berbelanja, dengan antrean panjang di kasir dan rak-rak yang hampir kosong.
3. Keuntungan bagi Rusia:
Memanasnya konflik Israel-Iran dapat menguntungkan Rusia karena harga minyak global melonjak. Harga minyak mentah brent, sebagai patokan global, naik dari US$ 69,36 menjadi US$ 75 per barel. Kenaikan ini berpotensi mendorong harga patokan minyak Rusia, Ural. Dengan komoditas minyak sebagai sumber pendapatan negara yang besar (35%-40%), Rusia dapat memperoleh keuntungan di tengah ketegangan geopolitik.
4. Penundaan Penerbangan Internasional:
Sejumlah maskapai internasional membatalkan penerbangan ke Israel dan menghindari wilayah udara Timur Tengah. Delta Air Lines, misalnya, menangguhkan layanan penerbangannya ke Tel Aviv hingga September.
5. Imbas ke Pasar Saham Indonesia:
Konflik Israel-Iran menyebabkan gejolak pada Index Harga Saham Gabungan (IHSG). Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, mengakui dampak gejolak geopolitik global terhadap pasar modal dalam negeri, serupa dengan dampak dari konflik Rusia-Ukraina. Saat perang meletus, IHSG melemah 0,53% ke level 7.166,06. Sepanjang periode 9-13 Juni 2025, IHSG tercatat melemah sebesar 0,74%. Pada penutupan perdagangan Senin (16/6/2025), IHSG kembali melemah 0,68% ke level 7.117,59.