keepgray.com – Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menyiapkan makanan siap saji (Ready to Eat / RTE) bagi jamaah haji Indonesia pada masa puncak ibadah haji, yakni tanggal 7, 8, dan 13 Dzulhijjah 1446 H. Langkah ini diambil untuk mengatasi kendala distribusi logistik yang terjadi saat akses transportasi di Makkah dan kawasan Armuzna dibatasi otoritas Saudi, yang berdampak pada sulitnya pengiriman makanan ke jamaah.
Bekerja sama dengan Kementerian Agama, BPKH menghadirkan solusi konsumsi praktis yang aman, bergizi, dan bercita rasa Indonesia. Kepala Badan Pelaksana BPKH, Fadlul Imansyah, menjelaskan bahwa makanan akan diberikan empat kali sebelum Armuzna dan dua kali setelahnya. “Ini bentuk kepedulian kami agar jamaah tetap sehat selama ibadah,” ujarnya.
Penyediaan dilakukan oleh anak usaha BPKH di Makkah, BPKH Limited, yang menggandeng mitra dari berbagai negara. Makanan RTE telah didistribusikan ke 205 hotel jamaah Indonesia dan dibagikan melalui ketua rombongan masing-masing. Fadlul menegaskan, makanan yang disiapkan tidak hanya bergizi, tetapi juga tetap bercita rasa khas Indonesia agar jamaah tetap nyaman selama ibadah berlangsung.
Adanya layanan makanan siap saji ini ditanggapi positif oleh jemaah. Sejumlah jemaah memberikan respon positif terkait kualitas dan rasa makanan. Salah satu jamaah asal Sidoarjo, Ibrahim Yasin, menyambut baik layanan makanan siap saji ini. “Praktis. Nggak harus setiap hari antre. Jadi satu paket untuk beberapa hari, tinggal makan di kamar kalau waktunya. Rasa rindu makanan Indonesia juga lumayan terobati,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan oleh Bahtiar Iqbal, jamaah asal Tarakan. “Saya sudah biasa makan seperti ini karena sering ikut rombongan kerja. Praktis dan enak,” katanya.
Menutup keterangannya, Fadlul Imansyah menyatakan komitmennya untuk terus meningkatkan layanan ini. “InsyaAllah jika masih diamanatkan kepada kami, kami akan terus berupaya menjaga kualitas makanan, baik dari segi gizi maupun cita rasa khas Indonesia.”
Dengan adanya layanan makanan RTE ini, diharapkan para jamaah dapat menjalankan ibadah haji dengan tenang, nyaman, dan tetap dalam kondisi prima selama proses puncak ibadah haji berlangsung.