keepgray.com – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan strategi Presiden Prabowo Subianto dalam menyalurkan bantuan pangan berupa beras kepada masyarakat tanpa merugikan petani. Menurut Amran, beras akan diprioritaskan untuk dibagikan kepada masyarakat miskin, terutama di daerah-daerah yang bukan merupakan pusat penghasil beras.
Dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, pada Senin (2/6), Amran menjelaskan bahwa pemerintah akan berfokus pada daerah-daerah dengan produksi beras minim, seperti Papua dan Maluku, dalam penyaluran bantuan sosial pangan ini. Ia menekankan bahwa pemerintah akan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak menyalurkan bantuan beras ke daerah-daerah penghasil beras, terutama di Pulau Jawa.
Amran menambahkan, ada kemungkinan bantuan beras akan diberikan kepada masyarakat miskin di daerah penghasil beras jika harga pokok penjualan (HPP) beras telah melebihi anjuran pemerintah. Strategi ini, menurutnya, bertujuan untuk menjaga harga di tingkat petani tetap baik, sekaligus menjaga stabilitas harga di tingkat konsumen.
Total bantuan beras yang akan disalurkan mencapai 360 ribu ton untuk periode dua bulan. Amran memastikan bahwa penyaluran bantuan ini tidak akan mengganggu stok pangan nasional. Ia mengklaim bahwa stok beras nasional saat ini mencapai lebih dari 4 juta ton, yang merupakan angka tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Sebelumnya, Indonesia pernah mencapai stok 3 juta ton pada tahun 1984.