Benchmark Sekolah Rakyat: Cetak Agen Perubahan

keepgray.com – Kurikulum Sekolah Rakyat akan menerapkan model pengelolaan Multi Entry-Multi Exit yang bertujuan untuk mencetak siswa sebagai agen perubahan, dengan beberapa sekolah unggulan di Indonesia menjadi tolok ukur perbandingan.

Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI (Kemensos), Robben Rico, menjelaskan bahwa kurikulum Sekolah Rakyat akan dirancang khusus (tailor made) dengan pola pengelolaan Multi Entry-Multi Exit dan berasrama. Kurikulum ini memberikan fleksibilitas kepada siswa untuk memilih jalur belajar sesuai kebutuhan, mengakomodasi berbagai latar belakang dan kemampuan siswa dalam menghadapi tantangan masa depan.

Kemensos telah melakukan studi banding ke beberapa sekolah unggulan seperti MAN Insan Cendekia Serpong, CT Arsa Sukoharjo, dan Al Hikmah Batu. Hasil kunjungan menunjukkan perlunya implementasi beberapa aspek, termasuk penyesuaian pengalaman pembelajaran dan kesenjangan antara muatan atau substansi yang berbeda pada siswa, yang akan diselaraskan melalui program persiapan sesuai kompetensi kurikulum Sekolah Rakyat.

Program persiapan atau masa orientasi juga akan dilakukan untuk menyiapkan siswa dalam sistem boarding school dan beradaptasi dengan kurikulum pembelajaran. Asesmen diagnostik akan dilakukan untuk mengetahui karakteristik, kekurangan, kelebihan, dan potensi masing-masing siswa.

Kurikulum Sekolah Rakyat akan menggunakan pendekatan pembelajaran Individual Approach dan Pembelajaran Mendalam (deep learning), dengan penguatan karakter, spiritualitas, cinta tanah air, dan bahasa. Kurikulum ini akan diterapkan pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, hingga SMA, dengan muatan pembelajaran yang disesuaikan berdasarkan tingkatan satuan pendidikan.

Robben menekankan bahwa penyusunan kurikulum Sekolah Rakyat melibatkan sinergi antar kementerian, seperti Kemendikdasmen dan Kemenag. Metode ini memastikan bahwa muatan kurikulum sudah diterapkan di sekolah-sekolah yang ada dengan sedikit penyesuaian, yang kemudian dimodifikasi sesuai kebutuhan Sekolah Rakyat.

Sekolah dengan konsep boarding school ini dijadwalkan dibuka pada tahun ajaran 2025/2026 di 65 lokasi yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, dengan target hingga 100 titik. Langkah-langkah yang dilakukan meliputi peninjauan lokasi, penyediaan sarana dan prasarana, perekrutan tenaga pengajar, pendataan calon siswa, dan sosialisasi kepada calon siswa dan orang tua.

Program ini diatur dalam Inpres Nomor 8 Tahun 2025 tentang Optimalisasi Pengentasan Kemiskinan, memberikan kesempatan kepada anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem untuk mendapatkan pendidikan berkualitas. Sekolah Rakyat diharapkan menjadi pencetak agen perubahan dan memutus transmisi kemiskinan antargenerasi.