keepgray.com – Sebuah karya dokumenter bersejarah bertajuk “Badai Al-Aqsa: Eksistensi, Harga Diri, dan Kemanusiaan” secara resmi diluncurkan ke publik di Jakarta pada Sabtu (24/5/2025). Buku ini digagas sebagai suara dari reruntuhan Gaza, bertujuan untuk menyuarakan kisah heroik bangsa Palestina yang kerap tersembunyi di balik propaganda dan keheningan dunia internasional.
Peluncuran buku ini merupakan hasil kolaborasi signifikan antara Nusantara Palestina Center (NPC) dan Center for Dialogue and Civilization Al-Sharq (CDC Al-Sharq), menandai upaya penting dalam mendokumentasikan babak krusial perjuangan rakyat Palestina.
Muhammad Anas Lc, M.Si., Direktur CDC Al-Sharq sekaligus salah satu penulis buku, menyoroti peristiwa 7 Oktober 2023 sebagai titik balik perlawanan terhadap pendudukan Israel yang menjadi fokus utama dalam dokumentasi ini. “Dalam beberapa jam saja, satu divisi militer Israel dihancurkan, ribuan tentaranya tewas, dan ratusan lainnya ditawan. Ini adalah capaian militer yang belum pernah terjadi sepanjang sejarah Israel selama 75 tahun,” ungkap Anas dalam konferensi pers.
Meskipun demikian, Anas menambahkan bahwa keberhasilan tersebut harus dibayar dengan harga yang mahal. Serangan balasan Israel terhadap Gaza, yang digambarkan brutal dan didukung oleh sekutu utamanya, Amerika Serikat, telah mengakibatkan kerusakan masif dan jumlah korban sipil yang sangat besar. Namun, buku “Badai Al-Aqsa” tidak hanya mencatat kehancuran, melainkan juga menegaskan keberanian dan martabat rakyat Palestina dalam menghadapi penjajahan.
“Buku ini bukan sekadar tentang konflik, tetapi tentang keberanian menjaga kehormatan di tengah kehancuran. Ia adalah potret keteguhan hati dan penolakan untuk tunduk,” tegas Anas, yang juga dikenal sebagai pengamat isu-isu Timur Tengah.
Lebih dari sekadar dokumentasi historis, “Badai Al-Aqsa” juga berfungsi sebagai seruan moral kepada komunitas internasional. Ini merupakan ajakan untuk membuka mata terhadap realitas penindasan dan krisis kemanusiaan yang terus berlangsung di Palestina. Buku ini menekankan bahwa kepedulian terhadap Palestina adalah kewajiban universal bagi setiap insan yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, bukan hanya tanggung jawab umat Islam.
Buku ini ditulis oleh tokoh-tokoh dengan perspektif mendalam dan pengalaman luas, yaitu Muhammad Anas (alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, dan Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (KSG UI)), Libasut Taqwa (alumni KSG UI), serta Agung Nurwijoyo (pakar Hubungan Internasional dan dosen FISIP Universitas Indonesia). Kombinasi keahlian mereka menjadikan “Badai Al-Aqsa” sebuah karya yang menyatukan fakta, analisis, dan suara hati rakyat Palestina.
Melihat konflik dan agresi genosida yang masih berlangsung di Gaza, Anas mengumumkan bahwa edisi kedua buku ini akan segera dipersiapkan. Banyak isu penting yang belum tercakup dalam edisi pertama akan dibahas lebih lengkap dalam edisi selanjutnya.
“Badai Al-Aqsa hadir untuk mengingatkan kita bahwa setiap puing di Gaza menyimpan kisah yang layak diperjuangkan. Dan bahwa kebungkaman dunia bukan sekadar kelalaian, tetapi bagian dari tragedi yang harus terus digugat,” tutup Anas.