keepgray.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menduga adanya campur tangan pihak asing yang ingin menggagalkan proyek hilirisasi Indonesia terkait polemik tambang nikel di Raja Ampat, Papua.
Bahlil menyatakan bahwa Indonesia tengah mendorong pertumbuhan ekonomi melalui hilirisasi dengan berbagai proyek. Ia menduga ada pihak asing yang merasa tidak senang dengan proyek hilirisasi ini. Salah satu contohnya adalah polemik tambang nikel di Raja Ampat yang menurutnya sengaja dimunculkan untuk menghambat hilirisasi.
Menurut Bahlil, lokasi tambang nikel berada di Pulau GAG, yang berjarak 30-40 kilometer dari kawasan wisata Raja Ampat atau Pulau Paiynemo. Namun, foto yang beredar justru memperlihatkan tambang nikel berada di Pulau Paiynemo.
Kementerian ESDM akan segera melakukan pengecekan langsung di Pulau GAG. Selain itu, Kementerian ESDM telah memutuskan untuk menghentikan sementara operasional PT GAG Nikel. “Saya ingin ada objektivitas. Agar tidak terjadi kesimpangsiuran, kami sudah memutuskan melalui Dirjen Minerba untuk menghentikan sementara operasi IUP PT GAG sampai verifikasi lapangan,” ujar Bahlil.
Aktivitas penambangan nikel di Raja Ampat sebelumnya menjadi sorotan setelah disuarakan oleh Greenpeace dalam acara Indonesia Critical Minerals Conference 2025 di Jakarta, Selasa (4/6). Mereka membentangkan sejumlah spanduk berisi penolakan terhadap pertambangan nikel di Papua, khususnya di lokasi wisata Raja Ampat.