keepgray.com – Fenomena bulan purnama “Strawberry Moon” menghiasi langit malam pada 11 Juni 2025, tampak mempesona dengan ukuran yang lebih besar dan warna oranye kemerahan.
Strawberry Moon, yang terjadi saat bulan purnama berada di posisi terendahnya dalam hampir dua dekade, menjadi sorotan utama. Menurut Space.com, fenomena ini terjadi karena orbit bulan yang miring berada pada kemiringan terbesarnya relatif terhadap ekuator langit planet Bumi. Bulan purnama sendiri terjadi ketika Bulan berada di seberang Matahari, dengan Bumi berada di antaranya, sehingga seluruh permukaannya yang menghadap Bumi tampak bercahaya.
Meskipun disebut “Strawberry Moon,” nama ini tidak merujuk pada warna atau penampakan bulan. Almanac.com menjelaskan bahwa penamaan ini berasal dari tradisi suku-suku Algonquian asli Amerika, seperti suku Ojibwe, Dakota, dan Lakota. Mereka menggunakan nama ini untuk menandai waktu pematangan stroberi “berbuah Juni” yang siap dipanen. Bagi mereka, bulan ini menandai masa panen stroberi dan hasil bumi lainnya.
Bulan purnama tampak kemerahan karena sinar cahaya harus melewati lapisan atmosfer yang lebih padat saat berada dekat cakrawala.
Di Indonesia, fenomena Strawberry Moon dapat disaksikan pada Rabu, 11 Juni 2025, pukul 14.43 WIB. Bulan akan tampak semakin terang dan mempesona saat malam tiba.