keepgray.com – Anggota militer transgender di Amerika Serikat diminta untuk secara sukarela mengundurkan diri dari dinas aktif paling lambat 6 Juni, sesuai dengan panduan Departemen Pertahanan yang dikeluarkan oleh Menteri Pertahanan Pete Hegseth. Setelah tanggal tersebut, militer AS diperkirakan akan memulai proses pemisahan tidak sukarela bagi anggota transgender yang masih bertugas.
Angkatan Darat AS telah mengeluarkan panduan internal yang lebih rinci tentang cara mengidentifikasi dan berinteraksi dengan tentara yang mengalami disforia gender. Panduan ini menginstruksikan personel untuk memanggil pasukan transgender, termasuk perwira atasan, sesuai dengan penugasan medis individu saat lahir, bukan dengan kata ganti yang mereka sukai.
Menurut laporan CBS News, ketika militer mulai mengeluarkan pasukan transgender secara paksa, para prajurit akan mengidentifikasi rekan-rekan mereka yang diduga mengalami disforia gender berdasarkan daftar kriteria yang ditetapkan dalam pedoman tersebut. Kriteria ini mencakup permintaan sebelumnya untuk pengecualian standar perawatan terkait dengan penugasan medis saat lahir, dimulainya rencana perawatan medis terkait dengan disforia gender, “perilaku terbuka” mengenai identitas gender yang berbeda dari jenis kelamin yang ditetapkan saat lahir (baik di media sosial maupun secara langsung), dan bahkan “percakapan pribadi” di mana seorang prajurit mengungkapkan disforia gender kepada komandan.
Komandan diharapkan untuk meninjau catatan medis jika mengetahui salah satu dari kriteria tersebut. Anggota angkatan juga akan ditanyai tentang identitas mereka selama pemeriksaan medis rutin sebagai akibat dari kebijakan baru Departemen Pertahanan.
Dalam memo yang diajukan ke Pengadilan Distrik AS di Washington pada bulan Februari, Menteri Pertahanan Pete Hegseth menyatakan bahwa pasukan transgender akan “diperlakukan dengan bermartabat dan hormat.” Namun, di depan publik, Hegseth justru mencerca anggota angkatan bersenjata transgender. Pada konferensi militer Pasukan Operasi Khusus di Florida bulan Mei, ia mengatakan, “Tidak ada lagi pria bergaun, kita sudah muak dengan omong kosong itu.”
Meskipun pedoman Angkatan Darat menginstruksikan para prajurit untuk menggunakan “profesionalisme yang paling tinggi dan memperlakukan semua individu dengan bermartabat dan hormat,” kebijakan tersebut bertentangan dengan norma sosial transgender, seperti menyapa pasukan transgender dengan kata ganti yang mereka sukai.