keepgray.com – Ketua Tim Pengawas Haji (Timwas) DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, menekankan pentingnya kesiapan dan simulasi sistem transportasi untuk fase puncak ibadah haji, terutama pergerakan jemaah dari Arafah ke Muzdalifah, dan dari Muzdalifah ke Mina (Armuzna). Penekanan ini disampaikan saat meninjau keberangkatan jemaah Jawa Barat ke Arafah pada Selasa (4/6/2024).
Cucun menyatakan bahwa simulasi yang dimaksud adalah rencana kontinjensi untuk mengantisipasi skenario terburuk. Ia mencontohkan, keterlambatan bus tidak boleh terjadi saat perpindahan dari Arafah menuju Muzdalifah yang memiliki batas waktu ketat.
Menurut Cucun, saat ini waktu masih relatif fleksibel seperti saat keberangkatan tarwiyah yang bisa dilakukan hingga malam hari. Namun, fase puncak haji sangat terbatas dalam hal waktu. Keterlambatan bisa menyebabkan jemaah terlambat tiba di Muzdalifah, atau bahkan diangkut ke Mina pada siang hari, yang merugikan mereka.
Timwas DPR RI berencana melakukan evaluasi bersama Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dan menekankan pentingnya komunikasi yang tegas dengan penyedia layanan atau syarikah. Cucun menegaskan bahwa layanan yang sudah dibayar harus sesuai dengan kontrak kerja sama dan jemaah Indonesia tidak boleh hanya mengikuti aturan syarikah. Hal ini telah disampaikan kepada Menteri Agama dan Dirjen terkait.
Cucun menyoroti perbedaan kualitas pelayanan transportasi antar perusahaan layanan. Ia menemukan bus yang tidak layak digunakan untuk mengangkut jemaah selama fase masyair (Arafah-Muzdalifah-Mina). Simulasi keberangkatan bus yang dijanjikan pukul 08.00, namun baru berjalan pukul 10.00 karena alasan teknis seperti antrean keluar dari pool atau kendala internal perusahaan, harus dievaluasi. Meskipun ada perusahaan yang pelayanannya lancar, sebagian lainnya menjadi catatan serius untuk evaluasi ke depan.
Ia berharap PPIH di setiap sektor dan bidang, khususnya yang menangani transportasi, dapat memastikan kelancaran pergerakan jemaah selama fase puncak ibadah haji. Cucun ingin PPIH menjamin bahwa jemaah, mulai dari keberangkatan dari hotel di Makkah hingga Arafah, Muzdalifah, dan Mina, mendapatkan pengawasan dan pelayanan terbaik.