Anomali: 11 Ribu Ton Beras Keluar Sehari di Cipinang

keepgray.com – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menemukan anomali data beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur, dengan data beras keluar mencapai 11 ribu ton dalam sehari, padahal rata-rata hanya 1.000-3.500 ton per hari.

Amran menyatakan bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), harga gabah di tingkat petani turun, sementara harga beras di tingkat konsumen justru naik, mengindikasikan adanya ketidakberesan. “Artinya apa, ada yang tidak benar,” tegasnya dalam keterangan resmi, Kamis (5/6).

Selain menemukan data yang tidak normal di PIBC, Amran juga menyoroti peran tengkulak yang mengambil keuntungan besar dibandingkan petani. Ia menjelaskan bahwa petani hanya mendapatkan sekitar Rp1,5 juta per bulan per orang, sementara selisih harga dari petani ke konsumen mencapai Rp2.000. Dengan produksi beras mencapai 21 juta ton hingga Mei, pendapatan tengkulak diperkirakan mencapai Rp42 triliun.

Pemerintah, menurut Amran, akan bertindak tegas terhadap praktik-praktik yang merugikan petani dan konsumen, termasuk dugaan permainan harga dan manipulasi stok pangan oleh mafia. Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Satgas Pangan dari Mabes Polri tengah mendalami indikasi permainan besar di balik fluktuasi harga beras dan distribusi pangan ini.

“Kami sudah koordinasi dengan Mabes Polri, segera turun. Jangan biarkan konsumen dan produsen itu menjerit,” pungkasnya. Kementan dan Satgas Pangan akan terus berupaya untuk menstabilkan harga beras dan memastikan distribusi yang adil bagi petani dan konsumen.