keepgray.com – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan bahwa realisasi anggaran untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) baru mencapai sekitar 6,2% dari total pagu yang disetujui oleh Presiden Prabowo Subianto, yaitu sebesar Rp71 triliun.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menjelaskan bahwa anggaran yang telah digunakan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) mencapai Rp4,4 triliun, yang disalurkan kepada 4,89 juta orang.
“Per tanggal 12 Juni, realisasi belanja Badan Gizi Nasional adalah Rp3,3 triliun pada bulan Mei, dan bertambah sekitar Rp1,1 triliun hingga pertengahan bulan ini,” ungkap Suahasil dalam konferensi pers APBN KITA Juni 2025 di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, pada Selasa (17/6).
Pemerintah berencana untuk meningkatkan pagu anggaran program MBG hingga mencapai Rp171 triliun. Suahasil menambahkan bahwa pemerintah menargetkan program MBG dapat menjangkau hingga 82,9 juta orang pada akhir tahun ini. Selain itu, pemerintah juga berencana mendirikan 32 ribu satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG).
“Kami sedang mempersiapkan anggaran tambahan hingga Rp100 triliun, yang realisasinya akan kami sampaikan secara rutin, tergantung pada kecepatan realisasi penerima manfaat oleh Badan Gizi Nasional,” ujarnya.
Pemerintahan Prabowo akan memulai program MBG pada 6 Januari 2025, dengan target memberikan makan gratis sekali sehari kepada 82,9 juta anak-anak dan ibu hamil.
Awalnya, anggaran yang disiapkan adalah Rp71 triliun untuk menjangkau 17,9 juta penerima. Namun, Prabowo meminta agar target penerima dinaikkan menjadi 82,9 juta orang, sehingga anggaran akan ditambah sebesar Rp100 triliun.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, sebelumnya menyebutkan bahwa anggaran MBG akan ditambah hingga Rp300 triliun pada tahun 2026. Rencana ini memicu kritik dari sejumlah ekonom.
“Jika sudah memasuki tengah tahun tetapi anggarannya belum mencapai 10% dari total anggaran, mengapa harus ditambah? Menurut saya, urgensi penambahan anggaran ini perlu dilihat lebih jauh,” ujar Kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi INDEF, Andry Satrio Nugroho, pada Kamis (12/6).