Andra Soni: Selamatkan Badak Jawa dari Kepunahan

keepgray.com – Gubernur Banten, Andra Soni, mengadakan pertemuan dengan Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) untuk membahas upaya penyelamatan badak Jawa dari kepunahan yang diperkirakan dapat terjadi dalam 40 tahun mendatang. Pertemuan tersebut berlangsung di Gedung Negara Provinsi Banten, Kota Serang, pada Jumat (13/6/2026).

Andra menyampaikan bahwa populasi badak di Ujung Kulon saat ini berjumlah 87 ekor, dengan 40 jantan dan 47 betina. Namun, kondisi DNA badak-badak tersebut semakin memburuk. Jika kondisi ini terus berlanjut, diperkirakan populasi badak hanya akan bertahan hingga 40 tahun sebelum punah.

Sebagai upaya pelestarian, Balai TNUK telah memilih dua pasang badak dengan DNA terbaik untuk dikawinkan atau di-breeding. Badak jantan bernama Mustofa, sementara badak betina bernama Desi. Upaya breeding ini akan dilakukan di kawasan Ujung Kulon.

Kepala Balai Taman Nasional Ujung Kulon, Ardi Andono, menjelaskan bahwa pihaknya akan melakukan translokasi di Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) di Ujung Jaya, Sumur, Pandeglang. Dalam translokasi ini, TNUK akan memindahkan dua ekor badak Jawa dari semenanjung Ujung Kulon ke kandang khusus yang disebut pedok. Pedok ini memiliki luas 40 hektare dan dibagi menjadi empat bagian. Di area inilah badak-badak tersebut akan di-breeding-kan.

Mengingat badak adalah hewan pemalu yang cenderung menjauh jika ada manusia di sekitarnya, Balai TNUK akan memasang kamera dan layar pemantau di area JRSCA. Dengan demikian, aktivitas badak dapat terpantau dan dilihat oleh pengunjung tanpa mengganggu habitat mereka. Hal ini diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk datang dan melihat langsung badak Jawa.

Ardi Andono menambahkan bahwa efek domino dari translokasi ini adalah peningkatan potensi wisata, baik dari wisatawan nasional maupun internasional. Kehadiran wisatawan yang ingin melihat langsung badak Jawa diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat lokal di Ujung Kulon.