Amalan Hari Arafah: Panduan Ibadah

keepgray.com – Hari Arafah, yang jatuh pada 9 Zulhijah, merupakan hari istimewa dalam kalender Islam dan menjadi puncak ibadah haji dengan wukuf di Arafah. Pada tahun 2025, hari Arafah bertepatan dengan Kamis, 5 Juni. Umat Islam di seluruh dunia memanfaatkan hari ini untuk memperbanyak amal saleh.

Bagi jemaah haji, hari Arafah diisi dengan wukuf, yaitu berdiam dan berdoa di Padang Arafah sejak matahari tergelincir pada 9 Zulhijah hingga terbit fajar 10 Zulhijah. Wukuf adalah momen paling penting dalam ibadah haji, di mana jemaah berdoa dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi dalam *Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq* menegaskan bahwa wukuf di Arafah adalah rukun haji yang wajib dan tidak boleh ditinggalkan.

Empat syarat syar’i wukuf meliputi berada di wilayah Arafah, masuk pada waktu yang telah ditentukan, berakal sehat, serta tidak mengalami gangguan jiwa. Jemaah haji wajib melaksanakan wukuf dalam kondisi apapun. Jemaah yang tertidur atau berada di tempat terbatas saat waktu wukuf tiba dan berada di Arafah, tetap dianggap sah melakukan wukuf. Hal ini juga berlaku bagi yang sedang berdagang, berkendara, tidur, lalai, atau berbicara, asalkan tetap berada di Arafah.

Rincian amalan saat wukuf di Arafah meliputi: berangkat menuju Padang Arafah setelah matahari terbit pada tanggal 9 Zulhijah sambil mengucapkan talbiyah, tahlil, dan takbir; berhenti sejenak di Namirah atau bukit di luar area wukuf; memasuki kawasan Padang Arafah setelah matahari tergelincir; menguatkan hati dan terus membaca talbiyah sambil menunggu pelaksanaan wukuf; menunaikan sholat Dzuhur dan Ashar secara jamak taqdim; mendengarkan khutbah yang disampaikan di Arafah; memperbanyak dzikir, doa, dan membaca Al-Qur’an.

Bagi umat Islam yang tidak menunaikan ibadah haji, hari Arafah dapat dimanfaatkan dengan melaksanakan puasa sunnah Arafah yang memiliki keutamaan luar biasa. Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa Arafah dapat menghapus dosa selama satu tahun sebelumnya dan satu tahun setelahnya (HR Muslim).

Selain berpuasa, amalan lain yang dianjurkan adalah memperbanyak doa dan dzikir. Rasulullah SAW menyebut hari Arafah sebagai hari terbaik untuk memohon ampun dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dalam *Kitab Al-Adzkar* karya Imam Nawawi, Rasulullah SAW bersabda bahwa sebaik-baik doa adalah doa yang dibacakan pada hari Arafah, yaitu:

لَا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dia memiliki kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia atas segala sesuatu Mahakuasa.”

Selain itu, umat Islam juga dianjurkan untuk memanjatkan doa-doa pribadi, seperti memohon ampunan atas dosa, kelapangan rezeki, keselamatan, serta kebaikan di dunia dan akhirat.