keepgray.com – Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol, mengungkapkan bahwa 1,2 juta hektare kawasan lindung di Jawa Barat telah hilang berdasarkan data tahun 2022. Hanif menyampaikan informasi ini kepada wartawan di Bogor pada Senin (7/7/2025).
Menurut Hanif, kawasan tersebut masih berfungsi sebagaimana mestinya pada tahun 2010. Namun, fungsi area tersebut mengalami perubahan pada tahun 2022. “Di tahun 2010, kawasan itu masih berfungsi sebagai kawasan lindung, baik lindung setempat dan seterusnya, kawasan rawan bencana dan seterusnya. Tetapi berdasarkan tata ruang yang baru di tahun 2022, maka 1,2 jutanya telah berubah menjadi non-perlindungan area di bawahnya,” jelasnya.
Menindaklanjuti hal ini, Hanif menyatakan telah menyurati Gubernur Jawa Barat untuk segera melaksanakan arahan menteri terkait revisi tata ruang. “Sekitar 2 atau 3 bulan yang lalu, kami telah menyurat kepada Bapak Gubernur untuk segera memimpin review, merevisi tata ruangnya. Karena tata ruang ini sudah benar-benar makan banyak korban jiwa,” ujarnya.
Hanif menyoroti kawasan aliran Sungai Ciliwung yang telah banyak menimbulkan korban. Ia meminta Gubernur Jawa Barat untuk segera merevisi tata ruang wilayah tersebut. “Barusan kemarin berlalu, bulan Maret, beberapa belas keluarga kita meninggal di bantaran Sungai Ciliwung. Kemudian, hari ini terlaporkan ke kami ada tiga orang juga di bantaran daerah sungai Ciliwung. Gubernur untuk segera me-review tata ruangnya,” tuturnya.
Lebih lanjut, Hanif menyatakan bahwa perubahan tata ruang di Jawa Barat sangat berbeda dari kajian lingkungan hidup strategis dan keputusan para pembuat kebijakan. Pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk melakukan penyelidikan terkait perubahan tata ruang tersebut, guna mendalami apakah perubahan itu disengaja atau tidak.
“Kami akan dalami apakah ada kesengajaan atau keteledoran dari perubahan tata ruang Jawa Barat. Kalau kemarin kami masih agak santai dengan menekan, tapi ini sudah tidak bisa ditolelir,” pungkasnya.