keepgray.com – Rasulullah SAW pernah menangis tersedu-sedu pada malam hari setelah Allah SWT menurunkan surah Ali Imran. Kisah ini diriwayatkan oleh Ibnu Mardawaih, ketika Bilal bin Rabah, sahabat nabi yang juga seorang muazin, mendapati Rasulullah SAW menangis sebelum salat Subuh.
Bilal bertanya, “Demi ayah dan ibuku, apa yang membuat engkau menangis, wahai Rasulullah?” Rasulullah SAW menjawab bahwa telah diturunkan ayat yang berisi ancaman bagi mereka yang membacanya tanpa menghayatinya, kemudian beliau membaca surah Ali Imran ayat 190-191.
Surah Ali Imran ayat 190-191 berbunyi:
* **Ali Imran Ayat 190:** “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.”
* **Ali Imran Ayat 191:** “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.”
Menurut Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI, ayat 190 menunjukkan kebesaran Allah SWT bagi orang-orang yang berakal, menegaskan bahwa langit dan bumi milik Allah SWT. Dia menganjurkan hamba-Nya untuk mengenal keagungan, kemuliaan, dan kebesaran-Nya. Ayat ini menjelaskan bahwa dalam penciptaan benda-benda angkasa, matahari, bulan, planet-planet, gugusan bintang, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal.
Ayat 191 menjelaskan bahwa orang-orang yang berakal adalah mereka yang senantiasa memikirkan ciptaan Allah SWT, merenungkan keindahan-Nya, dan mengambil manfaat dari ayat-ayat kauniyah di alam semesta sambil berzikir. Orang yang berakal akan selalu mendapat manfaat dan faedah dari apa yang diperhatikannya, senantiasa mengagungkan kebesaran Allah SWT, mengingat kebijaksanaan-Nya, dan merenungi banyaknya nikmat yang diberikan.
Ibnu Katsir memaknai orang yang berakal sebagai orang yang dapat mengetahui segala sesuatu dengan hakikatnya masing-masing secara jelas dan gamblang, serta tidak pernah berhenti berzikir mengingat Allah SWT dalam segala keadaan.
Dalam kitab *Ihfazullahi Yahfazuka*, dijelaskan bahwa orang yang membaca surah Ali Imran ayat 190-191 tanpa menghayatinya berarti hatinya telah terkunci, kecuali atas kehendak Allah SWT. Tertutupnya hati ini bisa disebabkan oleh perbuatan maksiat, durhaka, dan lupa kepada Allah SWT.