Ali bin Abi Thalib: Sosok Paling Berani

keepgray.com – Dalam kehidupan, keberanian sering diidentikkan dengan kekuatan fisik atau kemampuan menaklukkan musuh. Namun, keberanian sejati seringkali hadir dalam kesunyian, dalam keputusan untuk membela kebenaran meski harus sendirian.

Ali bin Abi Thalib, sahabat Rasulullah SAW, meriwayatkan kisah tentang sosok yang dianggap paling berani, yang ternyata bukan dirinya.

Dalam buku “Kumpulan Kisah Teladan,” Prof. Dr. HM Hasballah Thaib, MA dan H. Zamakhsyari Hasballah, Lc, MA, Ph.D., mengisahkan teladan ini sebagai pengingat bahwa keberanian sejati lahir dari keimanan dan keteguhan hati membela kebenaran.

Suatu ketika, Ali bin Abi Thalib bertanya kepada para sahabat, “Wahai kaum Muslimin, siapakah orang yang paling berani?” Mereka menjawab, “Tentu engkau, wahai Amirul Mukminin.”

Namun, Ali menjawab, “Orang yang paling berani bukan aku. Ia adalah Abu Bakar.”

Ali kemudian menceritakan peristiwa Perang Badar. Saat itu, Rasulullah SAW berada di sebuah gubuk kecil yang dijaga oleh kaum muslimin. Hanya Abu Bakar yang berani menemani Rasulullah SAW, berdiri tegak di depan gubuk dengan pedangnya, siap menghadapi siapa pun yang mendekat.

Ali juga mengenang masa-masa sulit di Mekkah, sebelum hijrah ke Madinah. Ketika Rasulullah SAW berjalan di tengah kota, orang-orang musyrik menghalangi, mengolok, bahkan menyakiti beliau. Abu Bakar tanpa ragu membela Nabi, memukul orang-orang yang mengganggu, seraya berkata, “Apakah kalian hendak membunuh orang yang mengatakan Tuhanku adalah Allah?”

Sambil bercerita, Ali tak kuasa menahan air mata. Di akhir khutbahnya, Ali membandingkan, “Adakah orang beriman dari kalangan Fir’aun yang lebih baik dari Abu Bakar?” Tidak ada yang menjawab. Ali menegaskan, “Sesaat bersama Abu Bakar lebih utama daripada orang beriman dari kalangan Fir’aun, meskipun ia memiliki sepuluh dunia. Sebab, orang beriman di zaman Fir’aun menyembunyikan keimanannya. Sedangkan Abu Bakar menampakkan dan memperjuangkannya.”

Kisah ini mengajarkan bahwa keberanian sejati tidak selalu berada di garis depan peperangan, tetapi dalam kesiapan untuk berdiri di sisi kebenaran, meski harus menghadapi bahaya sendirian. Abu Bakar membuktikan bahwa keberanian sejati bersumber dari iman.