keepgray.com – Kata “akta” dan “akte” seringkali digunakan secara bergantian dalam percakapan maupun dokumen resmi. Meskipun terdengar serupa, masih banyak yang belum yakin mengenai penulisan yang benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI VI Daring) yang disusun oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), penulisan yang baku dan benar adalah “akta”. Bentuk “akte” tidak tercantum dalam KBBI dan dianggap tidak baku.
Dalam KBBI VI Daring, akta didefinisikan sebagai surat tanda bukti berisi pernyataan (keterangan, pengakuan, keputusan, dan sebagainya) tentang peristiwa hukum yang dibuat menurut peraturan yang berlaku, disaksikan dan disahkan oleh pejabat resmi. Contoh penggunaannya dalam gabungan kata antara lain: akta autentik, akta buru, akta catatan sipil, akta cerai, akta di bawah tangan, akta hibah, akta jual beli, akta kelahiran, akta kematian, akta kenal lahir, akta mengajar, akta merger, akta nikah, akta notaris, akta pendirian, akta perkawinan, dan lainnya.
Penggunaan istilah “akte” diduga berasal dari pengaruh pelafalan bahasa Belanda, namun tidak sesuai dengan kaidah resmi bahasa Indonesia. Kebiasaan menggunakan bentuk “akte” kemungkinan besar dipengaruhi oleh sejarah kolonial dan penyerapannya dari bahasa Belanda. Istilah akta berasal dari bahasa Belanda yaitu “akte”. Dalam Kamus Istilah Hukum Belanda-Indonesia karya Fokema Andrea, akte dalam arti luas berarti perbuatan atau perbuatan hukum (rechtshandeling); tulisan yang dibuat untuk dipakai sebagai bukti suatu perbuatan hukum; tulisan yang ditujukan untuk pembuktian sesuatu. Akte dapat dibedakan menjadi surat otentik (authentieke), surat di bawah tangan (onderhandse), dan surat biasa lainnya.
Oleh karena itu, penulisan yang benar menurut KBBI adalah “akta”. Bentuk ini sebaiknya digunakan dalam penulisan dokumen hukum, surat resmi, atau keperluan administrasi lainnya. Penggunaan bentuk “akte” sebaiknya dihindari karena tidak sesuai dengan standar bahasa baku.