keepgray.com – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menekankan bahwa infrastruktur adalah sektor vital yang menentukan arah masa depan Indonesia. Pernyataan ini disampaikan saat membuka International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC).
AHY menyatakan bahwa keberhasilan Indonesia sangat bergantung pada apa yang dibangun, bagaimana pembangunannya, dan untuk siapa pembangunan itu ditujukan. Indonesia saat ini berada di titik balik sejarah sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan ekonomi menengah yang terus berkembang. Posisi strategis sebagai penghubung antara Samudra Hindia dan Pasifik menjadi momentum penting yang tidak boleh disia-siakan.
AHY menekankan pentingnya mendukung agenda pembangunan nasional yang ditetapkan Presiden Prabowo Subianto, termasuk ketahanan pangan, air, dan energi, yang semuanya bergantung pada infrastruktur terintegrasi, adil, dan berkelanjutan. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, yang memerlukan penggerakan potensi ekonomi riil di semua sektor, mulai dari pertanian hingga platform digital.
“Inilah saatnya untuk berinvestasi besar dalam infrastruktur,” ujar AHY, menekankan perlunya infrastruktur yang memangkas biaya logistik, mendorong produktivitas, menjamin pasokan air dan energi, perumahan, serta meningkatkan konektivitas antar wilayah.
Menurut AHY, pembangunan infrastruktur bukan hanya soal fisik, tetapi juga soal keadilan dan ketahanan bangsa. Jika dibangun dengan kebijaksanaan, ketahanan, dan keadilan, infrastruktur akan menjadi fondasi pertumbuhan inklusif dan berkualitas, yang tidak hanya mencapai pertumbuhan tinggi tetapi juga menjaganya secara berkelanjutan.
Konferensi ini dihadiri oleh para menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih, duta besar negara-negara sahabat, anggota DPR/MPR dan DPD RI, gubernur dan wakil gubernur, wali kota dan wakil wali kota, bupati dan wakil bupati, delegasi, pemimpin dunia usaha, dan mitra pembangunan.
Hampir 7.000 peserta dari 26 negara, termasuk Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Norwegia, Uni Emirat Arab, Tiongkok, Uni Eropa, Spanyol, Vietnam, Iran, Singapura, Turki, Hungaria, Myanmar, Denmark, Prancis, Inggris, Rusia, Jerman, Uruguay, Finlandia, Swiss, dan Azerbaijan, turut hadir.
ICI 2025 menjadi panggung penting untuk kolaborasi internasional, dengan kehadiran investor dan lembaga pembiayaan terkemuka seperti Macquarie (Australia), GIC (Singapura), Bank Dunia, International Finance Corporation (IFC), Asian Development Bank (ADB), dan The Asia Group.