keepgray.com – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyampaikan lima prioritas utama strategi infrastruktur nasional pada International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC).
“Sebagai Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah, saya memiliki kehormatan sekaligus tanggung jawab untuk memastikan bahwa visi ini diwujudkan dalam tindakan nyata,” kata Menko AHY, Rabu (11/6/2025).
Prioritas pertama adalah infrastruktur untuk ketahanan pangan dan air. Pemerintah tengah merehabilitasi lebih dari 2,5 juta hektare irigasi, membangun bendungan multifungsi, memperluas fasilitas penyimpanan dingin, dan memperkuat agro-logistik untuk mendukung kemandirian sektor pangan dan air.
Kedua, infrastruktur energi bersih. Pemerintah mempercepat pengembangan energi terbarukan melalui pembangunan PLTS, PLTA, pembangkit panas bumi, dan waste-to-energy, serta elektrifikasi pedesaan dan pengembangan smart grid. RUPTL 2025-2034 menargetkan tambahan kapasitas 69,5 GW, di mana 76% berasal dari energi terbarukan dan sistem penyimpanan energi.
Ketiga, konektivitas yang merata dan terintegrasi. Pemerintah terus mengembangkan koridor transportasi terintegrasi (kereta api, jalan, pelabuhan, dan bandara), khususnya di wilayah tertinggal seperti Papua, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan. Infrastruktur digital juga dipercepat, mengingat koneksi broadband kini setara pentingnya dengan infrastruktur fisik.
Keempat, kota layak huni dan tangguh. Pemerintah berinvestasi dalam perumahan terjangkau, pembangunan berbasis transit, bangunan hijau, peningkatan kualitas udara, dan pengendalian banjir, mengingat pada tahun 2045 diperkirakan lebih dari 70% penduduk Indonesia akan tinggal di kota. Program multiphase telah dimulai di pantai utara Jawa untuk melindungi penduduk pesisir dari ancaman penurunan tanah dan kenaikan muka air laut.
Kelima, reformasi pembiayaan untuk infrastruktur berkelanjutan. Pemerintah membangun ekosistem pembiayaan infrastruktur yang menggabungkan inovasi, kemitraan, dan penciptaan nilai jangka panjang melalui skema KPBU, green bonds, blended finance, serta kerja sama dengan Danantara dan mitra global.
AHY menegaskan bahwa kelima prioritas tersebut dikoordinasikan lintas kementerian, termasuk Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman, dan Kementerian Transmigrasi.
“Ini bukan sekadar proyek-proyek terpisah. Ini adalah tentang sistem, jaringan, dan ketahanan. Kami tidak hanya mengoordinasikan program, tetapi juga mengoordinasikan tujuan,” jelas AHY.
AHY menekankan agar setiap pembangunan harus berdampak nyata. “Setiap jalan tol harus membuka potensi ekonomi. Setiap pelabuhan harus terintegrasi dengan sistem logistik nasional. Infrastruktur tidak cukup hanya ada-ia harus berfungsi sebagai sistem yang menyatukan bangsa, membuka peluang, dan mengangkat kesejahteraan masyarakat,” tutupnya.
ICI 2025 dihadiri oleh para Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Merah Putih, Duta Besar negara-negara sahabat, anggota DPR/MPR dan DPD RI, para Gubernur dan Wakil Gubernur, Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Bupati dan Wakil Bupati serta delegasi, para pemimpin dunia usaha, dan mitra pembangunan. Hampir 7.000 peserta dari 26 negara partisipan hadir, termasuk Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jepang, Kanada, Korea Selatan, Norwegia, Uni Emirat Arab, Tiongkok, Uni Eropa, Spanyol, Vietnam, Iran, Singapura, Turki, Hungaria, Myanmar, Denmark, Prancis, Inggris, Rusia, Jerman, Uruguay, Finlandia, Swiss, dan Azerbaijan.
ICI 2025 menjadi panggung penting bagi kolaborasi internasional, dengan kehadiran berbagai investor dan lembaga pembiayaan terkemuka, seperti Macquarie (Australia), GIC (Singapura), World Bank, International Finance Corporation (IFC), Asian Development Bank (ADB), dan The Asia Group.