Jetstar Asia Tutup Juli 2025, 500 Pekerja Kena PHK

keepgray.com – Maskapai penerbangan bertarif rendah Jetstar Asia akan menghentikan seluruh operasionalnya pada 31 Juli 2025, yang berpotensi berdampak pada sekitar 500 karyawan melalui pemutusan hubungan kerja (PHK).

Keputusan penutupan ini diumumkan oleh induk perusahaan, Qantas, sebagaimana dilaporkan oleh Channel News Asia pada Rabu (11/6), dipicu oleh meningkatnya biaya operasional, termasuk tarif bandara yang lebih tinggi, serta persaingan yang ketat di antara maskapai berbiaya rendah di kawasan.

Jetstar Asia, yang berbasis di Singapura dan telah beroperasi sejak Desember 2024, akan tetap melayani penerbangan selama tujuh minggu ke depan sebelum secara resmi mengakhiri layanannya. Maskapai ini mengoperasikan sekitar 180 penerbangan mingguan ke 16 destinasi dari Bandara Changi.

Qantas menyatakan komitmennya untuk memberikan pesangon dan layanan dukungan pekerjaan kepada karyawan yang terdampak. Perusahaan juga akan berupaya mencari peluang kerja bagi mereka di dalam Grup Qantas maupun maskapai lain di wilayah tersebut. Juru bicara Jetstar Asia menegaskan, perusahaan berkomitmen untuk mendukung anggota tim yang terdampak dengan sebaik mungkin, termasuk melalui pesangon, bantuan transisi karier, dan peluang kerja alternatif.

Bagi penumpang yang telah memiliki tiket pada penerbangan yang dibatalkan, Jetstar Asia menjamin pengembalian dana penuh. Grup Qantas juga akan berupaya untuk menempatkan ulang penumpang pada maskapai lain jika memungkinkan.

Changi Airport Group (CAG) menyatakan kekecewaannya atas keputusan tersebut, tetapi menghormati pertimbangan komersial yang mendasari keputusan Jetstar Asia. Saat ini, fokus utama CAG adalah memastikan bahwa penumpang mendapatkan dukungan yang diperlukan dan gangguan diminimalkan selama masa transisi.

CAG mencatat bahwa empat rute penerbangan dari Singapura ke Broome (Australia), Labuan Bajo (Indonesia), Okinawa (Jepang), dan Wuxi (Tiongkok) akan terkena dampak langsung karena hanya dioperasikan oleh Jetstar Asia. CAG berjanji akan bekerja sama dengan maskapai lain untuk memulihkan konektivitas pada rute-rute tersebut.

Pada tahun 2024, Jetstar Asia melayani sekitar 2,3 juta penumpang di Bandara Changi, yang merupakan sekitar 3 persen dari total lalu lintas penumpang di bandara tersebut.