keepgray.com – Ketua DPR RI Puan Maharani menjadi pembicara utama dalam Konferensi Internasional di California State University (CSU), Sacramento, Amerika Serikat, membahas isu kesetaraan gender dan pentingnya kerja sama antarnegara dalam menghadapi krisis global. Konferensi bertajuk ‘Role of Women in Strengthening Global Resilience and Advancing Diplomacy’ ini diselenggarakan oleh mahasiswa CSU dengan dukungan PBB.
Dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/6/2025), Puan menyampaikan apresiasi kepada Sacramento State University atas keramahannya menjadi tuan rumah acara tersebut. Ia juga mengapresiasi lingkungan kampus yang asri dengan area perkebunan dan konservasi.
Puan menyoroti bahwa lebih dari 49,7% populasi dunia adalah perempuan, yang juga merupakan konsumen paling kuat dalam ekonomi global. Di Indonesia, perempuan berperan aktif dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial, lingkungan, olahraga, ilmu pengetahuan, dan riset.
“Hampir setengah dari 280 juta penduduk Indonesia adalah perempuan. Banyak perempuan yang telah berkontribusi terhadap kemajuan signifikan bagi Indonesia,” ujarnya.
Puan memaparkan sejarah keterlibatan perempuan dalam politik Indonesia, termasuk Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 yang mengharuskan partai politik memiliki minimal 30% keterwakilan perempuan di parlemen. Hasilnya, proporsi perempuan di parlemen meningkat dari 17,3% menjadi 21,39% pada periode 2019-2024. Ia juga menyinggung peran Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden ke-5 RI dan posisinya sebagai Ketua DPR perempuan pertama setelah 74 tahun Indonesia merdeka.
Puan menegaskan bahwa kesetaraan gender adalah bagian dari penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia, di mana perbedaan biologis tidak boleh menjadi penghalang peran di berbagai aspek kehidupan.
Selain kesetaraan gender, Puan juga menyoroti tantangan krisis global yang berdampak pada berbagai sektor. Ia menyerukan pentingnya membangun ketangguhan global untuk pulih, beradaptasi, dan menjadi lebih kuat dalam menghadapi bencana perubahan iklim, penurunan ekonomi, harga energi yang tinggi, dan dampak perang.
Puan menekankan pentingnya kerja sama antarbangsa dalam menghadapi tantangan global, karena setiap negara membutuhkan negara lainnya untuk membangun tatanan dunia yang lebih baik dengan nilai kemanusiaan, kemajuan bersama, dan kebebasan dari eksploitasi.
Dalam konteks ini, Puan meyakini peran perempuan dapat memberikan sudut pandang berbeda dalam membangun tatanan dunia yang lebih baik. Ia juga menekankan urgensi kehadiran perempuan di arena diplomasi sebagai agen perubahan dalam kebijakan publik yang inklusif.
Namun, Puan mengakui masih banyak konstruksi sosial yang menghambat hak perempuan. Ia menegaskan komitmen Indonesia dalam forum parlemen internasional untuk terus menyuarakan kesetaraan gender sebagai kunci kemajuan dan kesejahteraan umat manusia.
President CSU Sacramento, Luke Wood, menyambut baik kedatangan Puan dan menyebutnya sebagai bagian dari membangun jembatan antara kebudayaan dan kemanusiaan kedua bangsa.
Konferensi ini dihadiri oleh berbagai tokoh, termasuk Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti, Dr George Iwan Marantika dari APTISI, Rektor UWM Yogyakarta Prof Dr Edy Suandi Hamid, dan dosen Dr Inge Gunawan. Puan didampingi oleh sejumlah anggota DPR RI dari berbagai komisi.