keepgray.com – Permintaan sapi kurban secara nasional diperkirakan meningkat 5 hingga 10 persen pada Iduladha 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan ini terjadi di tengah kondisi ekonomi yang belum stabil dan isu PHK yang masih menghantui masyarakat.
Menurut Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Nanang Purus Subendro, tren permintaan hewan kurban, khususnya sapi, menunjukkan pertumbuhan meski tidak terlalu signifikan. Ia menyampaikan hal ini kepada CNNIndonesia.com pada Selasa (10/6).
Sebelumnya, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) telah memproyeksikan ketersediaan hewan kurban nasional mencapai 3.217.397 ekor. Jumlah ini terdiri dari 784.668 ekor sapi, 34.840 ekor kerbau, 1.438.452 ekor kambing, dan 959.437 ekor domba.
Sementara itu, kebutuhan hewan kurban secara nasional pada tahun ini diperkirakan mencapai 2.074.269 ekor, meliputi 703.348 ekor sapi, 14.454 ekor kerbau, 913.444 ekor kambing, dan 443.023 ekor domba. Dengan demikian, diperkirakan akan ada surplus sekitar 1,14 juta ekor, yang dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama perayaan kurban.
Kementan meyakinkan bahwa stok hewan kurban dalam kondisi aman. Berdasarkan data proyeksi Ditjen PKH, pasokan yang tersedia mencukupi dan tersebar di berbagai wilayah sentra peternakan.
Meskipun permintaan sapi meningkat, PPSKI belum melihat adanya lonjakan harga yang signifikan di tingkat peternak. Dalam beberapa tahun terakhir, harga sapi kurban cenderung stabil dengan fluktuasi kecil menjelang hari besar keagamaan.
Peningkatan permintaan ini dilihat sebagai sinyal positif bagi sektor peternakan rakyat. Namun, para pelaku usaha tetap menghadapi tantangan ekonomi yang memengaruhi daya beli masyarakat dan distribusi logistik hewan.
Pemerintah daerah bersama instansi terkait telah melakukan pemeriksaan kesehatan dan pengawasan lalu lintas ternak untuk memastikan kelayakan hewan yang dijual sebagai hewan kurban.