keepgray.com – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin dirasakan jemaah haji selama pelaksanaan ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Permintaan maaf ini disampaikan seiring dengan berakhirnya rangkaian puncak ibadah haji tersebut.
“Selaku amirulhaj, kita sudah berusaha semaksimal mungkin. Semua upaya, lobi-lobi dan sebagainya sudah kita lakukan. Namun demikian, tentu juga ada hal-hal di luar perkiraan kita, termasuk karena banyaknya regulasi yang tiba-tiba hadir di tengah-tengah kita dan itu bukan hanya dialami oleh Indonesia, tapi juga jemaah-jemaah yang lain juga. Maka itu dari lubuk hati kami yang sangat dalam, kami menyampaikan permintaan maaf,” ujar Nasaruddin di Makkah, Selasa (10/6/2025).
Nasaruddin memastikan bahwa seluruh jemaah haji Indonesia yang berjumlah lebih dari 203 ribu orang telah diberangkatkan ke Arafah untuk melaksanakan wukuf pada 9 Zulhijah. Selain itu, seluruh jemaah juga telah melaksanakan mabit di Muzdalifah dan Mina, serta melakukan lempar jumrah dengan berbagai skema, termasuk skema biasa, murur, atau diwakilkan.
Menag juga memberikan apresiasi terhadap perbaikan infrastruktur haji yang telah dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi. Menurutnya, aturan ketat yang diterapkan oleh Saudi membuat situasi di dalam kota Makkah menjadi lebih tertib selama musim haji.
“Sistem yang sangat baru dan sangat, menurut hemat saya, sangat profesional. Ketersediaan air sama sekali tidak diresahkan oleh jemaah, baik di hotel maupun Mina, Arafah. Alhamdulillah juga termasuk makanan. Kita lihat jemaah-jemaah itu melimpah makanan. Walaupun ada memang yang keterlambatan itu karena faktor kemacetan, tapi bisa ditanggulangi oleh panitia dengan cara-cara lain,” imbuhnya.
Nasaruddin juga menyoroti penurunan angka kematian jemaah haji tahun ini. Ia berharap jumlah jemaah yang wafat di Tanah Suci tidak bertambah signifikan.
Selain itu, Kemenag memberikan opsi penyembelihan dam di Tanah Suci melalui platform Adahi atau di Indonesia melalui BAZNAS. Nasaruddin menjelaskan bahwa Saudi telah menerapkan aturan ketat terkait dam, sehingga pelaksanaannya menjadi lebih tertib.
“Kami diberikan saran bagaimana kalau mencontoh negara-negara lain seperti di Mesir, ada fatwa dari darul iftah Mesir bahwa boleh menyembelih dam itu di negeri masing-masing dan itu dilakukan di sejumlah negara lain juga. Akhirnya kami berkeyakinan daripada tidak membayar dam sama sekali karena kesulitan teknis, maka teman-teman kita sarankan untuk berikhtiar melakukan dam-nya di Indonesia dan itu juga ada petunjuk dari ulama-ulama lokal kita misalnya sejumlah ormas yang membolehkan bayar dam di tanah air,” jelasnya.
Lebih lanjut, Nasaruddin mengungkapkan adanya peningkatan ekspor bumbu siap pakai dari Indonesia sebanyak 447 ton tahun ini. Bumbu tersebut dinilai sangat bermanfaat dalam membuat makanan nusantara bagi jemaah haji, sehingga cita rasanya mirip dengan masakan di Indonesia.
Di akhir pernyataannya, Nasaruddin berharap proses pemulangan jemaah haji dapat berjalan lancar. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka atas dukungan penuh yang telah diberikan terhadap pelaksanaan ibadah haji tahun ini.
“Dengan terselenggaranya seluruh proses penyelenggaraan ibadah haji tahun 1446 hijriah ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Presiden kita dan Wakil Presiden atas dukungan dan arahan sehingga penyelenggaraan ibadah haji ini bisa terselenggara dengan baik. Memang kami mendapat catatan-catatan penting untuk perbaikan tahun-tahun mendatang,” pungkasnya.