Gagal Haji Furoda: Kisah Mereka

keepgray.com – Rencana keberangkatan haji menggunakan visa furoda, yang memungkinkan tanpa antrean, mengalami penundaan pada tahun ini karena visa yang tak kunjung diterbitkan menjelang puncak haji.

Sejumlah calon jemaah haji furoda, termasuk beberapa tokoh publik, harus mengikhlaskan penundaan keberangkatan mereka. Wendi Cagur beserta istri, misalnya, telah mempersiapkan segala sesuatunya, namun visanya tidak kunjung terbit. “Indahnya cara Allah SWT mencintai kami. Kami berdua belum diizinkan untuk berangkat haji tahun ini,” tulis mereka dalam unggahan di Instagram.

Aktor Teuku Wisnu juga telah bersiap untuk berangkat haji pada 27 Mei 2025, namun hingga saat ini belum ada kejelasan mengenai visanya. Jika dipastikan tidak dapat berangkat, suami Shireen Sungkar tersebut akan mencari alternatif lain. Kimberly Ryder, seorang aktris, juga menyatakan kesiapannya lahir dan batin untuk berangkat haji tahun ini, namun akhirnya harus mengikhlaskan penundaan tersebut dan berencana mendaftar kembali tahun depan. Ruben Onsu, yang baru memeluk Islam pada awal Ramadan lalu, juga mengalami hal serupa dan terpaksa menunda niat baiknya untuk berhaji.

Naufal (31) dan istrinya, calon jemaah haji furoda asal Kebumen, Jawa Tengah, juga merasakan kekecewaan yang sama. Meskipun semua berkas pendaftaran telah lengkap, pembayaran telah diselesaikan, dan manasik haji telah diikuti, mereka harus menerima kenyataan pahit bahwa visa mereka tidak kunjung terbit. “Pasrah dan coba menguatkan mental kayak harus kuat sama ikhlas gitu,” ujar Naufal.

Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (DPP AMPHURI) telah mengonfirmasi bahwa pemerintah Arab Saudi tidak menerbitkan visa furoda pada tahun ini. Ketua Umum DPP AMPHURI, Firman M Nur, menjelaskan bahwa kepastian ini diperoleh setelah pihaknya berkoordinasi dengan Kementerian Haji dan Umrah di Makkah, Kantor Urusan Haji (KUH) di Jeddah, serta Ditjen PHU Kemenag, dan melakukan pengecekan langsung ke sistem elektronik Masar Nusuk.

Tidak diterbitkannya visa furoda berdampak pada kerugian yang dialami oleh pihak travel yang telah mempersiapkan akomodasi bagi para jemaah. Ketua Bidang Humas dan Media DPP AMPHURI, Abdullah Mufid Mubarok, memperkirakan kerugian yang dialami bisa mencapai miliaran rupiah, terutama bagi mereka yang memberangkatkan puluhan jemaah. Mufid mengungkapkan bahwa banyak travel telah melakukan input dan pembayaran layanan masa’ir (untuk Arafah, Muzdalifah, dan Mina) namun visa tidak kunjung terbit. Bahkan, ada beberapa travel yang telah meningkatkan kelas hotel dari bintang 3 ke bintang 5, yang mengakibatkan kerugian yang lebih besar.

Penerbitan visa furoda sepenuhnya berada di bawah kewenangan pemerintah Arab Saudi dan bersifat nonkuota, sehingga kepastiannya tidak dapat dijamin.