keepgray.com – Puasa Arafah, yang dilaksanakan setiap tanggal 9 Zulhijah atau sehari sebelum Idul Adha, merupakan ibadah sunnah dengan keutamaan besar, termasuk penghapusan dosa selama dua tahun. Lantas, bagaimana hukumnya jika seorang muslim tidak melaksanakan puasa Arafah?
Menurut H. Herdiasnyah Achmad, LC dalam buku *Meraih Surga Dengan Puasa: Panduan Lengkap Puasa Setahun*, puasa Arafah hukumnya sunnah muakkadah bagi mereka yang tidak berada di Arafah, yang berarti sangat dianjurkan bagi umat Islam yang tidak menunaikan ibadah haji.
Djakfar dalam *Etika Bisnis: Menangkap Spirit Ajaran Langit dan Pesan Moral Ajaran Bumi* menjelaskan bahwa sunnah adalah ajaran Nabi Muhammad SAW yang tidak bersifat wajib. Artinya, melaksanakan sunnah akan mendapatkan pahala, sementara meninggalkannya tidak berdosa.
Dengan demikian, tidak berpuasa Arafah diperbolehkan karena termasuk ibadah sunnah, bukan wajib. Namun, mengingat keutamaannya yang besar, sangat disarankan untuk tidak melewatkannya jika mampu, karena kesempatan ini hanya datang setahun sekali.
KH. Muhammad Habibillah dalam *Panduan Terlengkap Ibadah Muslim “Sehari-Hari”* menjelaskan beberapa keutamaan puasa Arafah:
1. **Pengampunan Dosa Selama 2 Tahun:** Rasulullah SAW bersabda bahwa puasa Arafah menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang (HR Muslim).
2. **Terbebas dari Api Neraka:** Pada hari Arafah, Allah SWT membebaskan lebih banyak hamba-Nya dari siksa neraka dibandingkan hari lain (HR Muslim).
3. **Doa Diijabah:** Doa yang dipanjatkan pada hari Arafah dianggap paling mustajab. Rasulullah SAW bersabda, sebaik-baik doa adalah doa di hari Arafah, dan sebaik-baik ucapan yang diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah “La ilaha illallah wahdahu la syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ʻala kulli sya-in qadir” (HR Tirmidzi).
Oleh karena itu, bagi yang mampu, melaksanakan puasa Arafah sangat dianjurkan untuk meraih keutamaan dan pahala yang besar.