keepgray.com – Doa buka puasa Tarwiyah dapat diamalkan oleh umat Muslim saat berbuka puasa sunnah Tarwiyah yang dilakukan pada 8 Dzulhijjah. Doa ini memiliki lafal yang sama dengan doa buka puasa pada umumnya.
Waktu berbuka puasa adalah waktu yang istimewa bagi orang yang berpuasa. Umat Islam dianjurkan untuk membaca doa karena waktu ini termasuk waktu yang mustajab.
Puasa Tarwiyah sendiri adalah salah satu puasa sunnah yang sangat dianjurkan di bulan Dzulhijjah dan dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sehari sebelum puasa Arafah.
Mengutip buku “Puasa Bukan Hanya Saat Ramadhan” karya Ahmad Sarwat Lc., M., puasa Tarwiyah dikerjakan pada tanggal 8 Dzulhijjah, dua hari sebelum Hari Raya Idul Adha. Dalam sebuah hadits dari Hafshah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan empat hal, yaitu puasa hari Asyura, puasa 1-8 Dzulhijjah, puasa tiga hari setiap bulan, dan dua rakaat sebelum fajar. (HR Ahmad, Abu Daud, dan Nasai).
Meskipun tidak ada hadis sahih yang secara khusus menyebutkan puasa Tarwiyah, para ulama mengkategorikannya sebagai bagian dari puasa sunnah dalam 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, yang disebut dalam hadits sebagai hari-hari yang penuh keutamaan.
Doa buka puasa Tarwiyah sama dengan doa buka puasa pada umumnya. Berikut adalah beberapa pilihan doa buka puasa yang dapat diamalkan, dikutip dari buku “Doa-Doa Mustajaban” karya Abu Qablina:
1. **Doa Buka Puasa Sesuai Sunnah:**
* ذَهَبَ الظّـَمَأُ وَابْتَلّـَتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
* *Arab latin:* Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya Allah.
* *Artinya:* “Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki.”
2. **Doa Buka Puasa Versi Kedua:**
* اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
* *Arab latin:* Allahumma laka shumtu wabika amantu wa ‘ala rizqika afthartu birahmatika yaa arhamar rahimin.
* *Artinya:* “Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dengan rizqi-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu, wahai Dzat yang Maha Penyayang”.
3. **Doa Buka Puasa Versi Ketiga:**
* اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمَاءُ وَابْتَلَتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
* *Arab latin:* Allâhumma laka shumtu wa bika âmantu wa ‘ala rizqika afthartu dzahabazh-zhama’u wabtallatil-‘urûqu wa tsabatal-ajru insya allah.
* *Artinya:* “Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa dan hanya kepada-Mu aku beriman dan atas rezeki-Mu aku berbuka, hilanglah dahaga dan pulihkanlah kembali semua otot serta tetaplah pahala, jika Allah menghendaki.”
Selain membaca doa, terdapat adab-adab yang dianjurkan saat berbuka puasa, sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam buku “Fiqih Sunnah” karya Sayyid Sabiq, di antaranya: menyegerakan berbuka, membaca basmalah sebelum makan, membaca doa berbuka puasa, berbuka dengan kurma atau air, serta mendahulukan shalat Maghrib sebelum makan besar.
Menyegerakan berbuka adalah sunnah Rasulullah SAW, sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Sahl bin Sa’ad yang menyebutkan bahwa manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka. (HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Majah, Darimi, Malik, Baihaqi, Ahmad, dan Tirmidzi).
Sebelum makan, dianjurkan untuk mengucapkan “Bismillah” sebagai bentuk mengingat Allah SWT. Rasulullah SAW juga mengajarkan untuk berdoa ketika berbuka puasa karena saat itu adalah waktu yang mustajab untuk memanjatkan doa.
Rasulullah SAW biasa berbuka dengan kurma dalam jumlah ganjil. Jika tidak ada, beliau menggantinya dengan kurma kering, dan bila tidak ada juga, maka cukup dengan air putih, sebagaimana diriwayatkan oleh Anas bin Malik.
Setelah berbuka ringan, Rasulullah SAW melaksanakan shalat Maghrib terlebih dahulu sebelum melanjutkan dengan makan besar. Namun, jika hidangan utama sudah tersedia saat waktu berbuka, maka beliau menganjurkan untuk makan terlebih dahulu agar tidak tergesa-gesa dalam beribadah, sebagaimana sabda beliau yang diriwayatkan dari Anas bin Malik. (HR. Bukhari, Muslim, dan Ahmad)