keepgray.com – Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan pada awal perdagangan Selasa (3/6), dipicu oleh kekhawatiran terkait pasokan dari tiga negara produsen utama, yaitu Iran, Kanada, dan Rusia.
Kenaikan harga ini didorong oleh beberapa faktor. Pertama, Iran berpotensi menolak proposal kesepakatan nuklir dengan Amerika Serikat (AS), yang akan mengurangi sanksi AS terhadap ekspor minyak Iran. Ketidakpastian ini menimbulkan kekhawatiran terhadap pasokan minyak dari Iran.
Kedua, kebakaran hutan yang melanda Kanada mengancam mengganggu pasokan minyak dari negara tersebut. Kebakaran ini telah menyebabkan penghentian sementara produksi minyak dan gas, yang berpotensi mengurangi pasokan minyak mentah Kanada sekitar 7 persen atau lebih dari 344 ribu barel per hari.
Ketiga, perang yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina terus menimbulkan kekhawatiran akan gangguan pasokan minyak dari Rusia dan meningkatkan premi risiko geopolitik di pasar energi.
Harga minyak mentah Brent naik 55 sen atau 0,85 persen menjadi US$65,18 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 59 sen atau 0,94 persen menjadi US$63,11 per barel. Pada perdagangan sebelumnya, kedua kontrak acuan ini telah naik hampir 3 persen setelah OPEC+ sepakat untuk mempertahankan peningkatan produksi pada bulan Juli sebesar 411 ribu barel per hari, angka yang lebih rendah dari perkiraan pasar.
Iran menyatakan penolakannya terhadap proposal AS terkait sengketa nuklir, menilai bahwa proposal tersebut tidak memenuhi kepentingan Iran atau melunakkan sikap Washington terhadap pengayaan uranium. Kegagalan perundingan nuklir dapat menyebabkan sanksi lanjutan terhadap Iran, membatasi pasokan minyak Iran dan mendorong harga minyak lebih tinggi.
Kombinasi dari faktor-faktor ini telah menciptakan ketidakpastian di pasar minyak, yang mendorong kenaikan harga. Pasar akan terus memantau perkembangan situasi di Iran, Kanada, dan Ukraina untuk mengantisipasi dampaknya terhadap pasokan dan harga minyak global.