Dana Rp40 Miliar untuk Riset Jagung & Bawang

keepgray.com – Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp20 miliar hingga Rp40 miliar untuk mendukung program riset dan pengembangan komoditas pangan strategis, dengan fokus utama pada jagung, kedelai, bawang putih, dan gandum. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyampaikan bahwa dana ini akan digunakan untuk riset, pengembangan, dan aplikasi di lapangan, tidak hanya sebatas penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan produksi dan menerapkan hasil riset secara langsung. Sudaryono menjelaskan bahwa penelitian terhadap komoditas seperti gandum dan bawang putih telah dimulai sejak 1990-an. Pemerintah menargetkan penyelesaian dan implementasi riset ini secara terarah, dengan harapan dapat meningkatkan produksi dalam negeri dan secara bertahap menekan impor.

Selain komoditas pangan utama, riset juga akan mencakup 12 komoditas perkebunan seperti kelapa, sawit, dan tebu. Namun, pendekatannya berbeda. Untuk komoditas perkebunan, pemerintah mengarahkan riset pada pengembangan hilirisasi agar produk tidak hanya dalam bentuk mentah.

Sudaryono menambahkan bahwa tujuan utama dari program ini adalah mengurangi ketergantungan impor dan menuju swasembada. Untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan implementasi, pemerintah akan membentuk kelompok konsorsium riset yang terdiri dari peneliti kampus, peneliti dari Kementerian Pertanian, serta pelaku industri. Setiap kelompok akan menangani satu komoditas secara menyeluruh, mulai dari penelitian hingga aplikasi dan standardisasi produk akhir.

Menurut Sudaryono, kendala utama selama ini bukan pada kualitas penelitian, melainkan pada ketidakterhubungan antara penelitian dan implementasi di lapangan. Program riset ini dirancang sebagai kolaborasi lintas kementerian dan lembaga. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menyatakan bahwa riset di perguruan tinggi akan dikonsolidasikan agar lebih fokus pada pencapaian kemandirian pangan.

Brian menambahkan bahwa skema riset ini dirancang berjalan selama tiga tahun, dengan target luaran tahunan seperti peningkatan kapasitas produksi per hektare (ha). Penelitian sebelumnya akan diarahkan dan disambungkan dengan proses standarisasi dan komersialisasi melalui koneksi dengan Kementerian Pertanian dan pihak industri. Konsorsium juga akan memastikan aspek budidaya, teknologi pertanian, hingga alat dan mesin pertanian (alsintan) berjalan terintegrasi.

Dalam implementasinya, empat tim konsorsium akan bekerja secara simultan untuk setiap komoditas. Selain menyusun roadmap riset jangka menengah, masing-masing tim juga langsung mengaplikasikan hasil riset di lapangan secara paralel dengan penelitian yang tetap berjalan. Model riset ini juga akan diterapkan pada sektor lain seperti semikonduktor dan kecerdasan buatan (AI).