keepgray.com – Kejaksaan Agung (Kejagung) memanggil sejumlah petinggi dan mantan petinggi perusahaan transportasi Gojek terkait kasus pengadaan laptop Chromebook senilai Rp 9,9 triliun, untuk mendalami kemungkinan keterkaitan kasus ini dengan investasi Google ke Gojek.
Kapuspenkum Kejagung, Harli Siregar, menjelaskan bahwa penyidik melihat adanya keterkaitan antara para petinggi perusahaan transportasi tersebut dengan proyek yang sedang diusut. Menurutnya, penyidik perlu melakukan penggalian lebih dalam terkait tugas, fungsi, dan peran pihak-pihak yang dipanggil dalam pengadaan Chromebook ini.
Salah satu yang diperiksa adalah mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, yang sebelumnya dikenal sebagai pendiri Gojek.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan hubungan antara proyek pengadaan laptop dengan investasi Google kepada Gojek, Harli menyatakan bahwa semua informasi akan didalami oleh penyidik. Pihaknya juga telah memeriksa pihak Google terkait perkara ini.
“Ya, itu yang mau didalami, makanya ada kaitan investasi, apakah itu memengaruhi, apakah investasi itu betul, ya kan,” ungkap Harli. Ia menambahkan bahwa jika investasi tersebut benar, perlu ditelusuri apakah hal itu memengaruhi pengadaan Chromebook yang merupakan program pemerintah.
Mengenai tujuan pemeriksaan terhadap bos GoTo dan Gojek, Harli belum memberikan jawaban pasti karena proses pendalaman masih berjalan. Ia menegaskan bahwa penyidik melihat adanya urgensi dan keterkaitan sehingga perlu memanggil pihak-pihak terkait.
Sebelumnya, penyidik Kejagung telah memeriksa mantan CEO PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), Andre Soelistyo, dan pendiri PT Gojek Indonesia, Melissa Siska Juminto, pada Senin (14/7). Namun, Harli belum memberikan rincian lebih lanjut mengenai hasil pemeriksaan terhadap keduanya.
Pada tahun 2018, Gojek menerima investasi dari sejumlah perusahaan besar, termasuk Alphabet (induk perusahaan Google), Temasek Holdings, KKR & Co, Warburg Pincus LLC, dan Meituan-Dianping. Investasi tersebut mencapai USD 1,2 miliar atau sekitar Rp 16 triliun.
Nadiem Makarim, yang saat itu menjabat sebagai CEO Gojek, mengungkapkan bahwa dana dari Google akan dialokasikan untuk berkolaborasi di bidang data dan produk. Google disebut terkesan dengan kemampuan Gojek dalam menggabungkan berbagai macam bisnis digital menjadi satu, sehingga tertarik untuk berkolaborasi di bidang produk, terutama *engineering*.