Penyakit Tanpa Obat dalam Hadits: Apa Itu?

keepgray.com – Dalam ajaran Islam, terdapat keyakinan mendalam akan takdir Allah SWT dan kuasa-Nya atas segala sesuatu, termasuk dalam hal penyakit dan penyembuhannya. Rasulullah SAW telah memberikan petunjuk melalui sabdanya mengenai hal ini. Umumnya, diyakini bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya, namun tahukah Anda bahwa ada satu penyakit yang menurut Rasulullah SAW tidak memiliki obat?

Keyakinan bahwa setiap penyakit ada obatnya bersumber dari hadits shahih riwayat Jabir bin ‘Abdillah dalam Shahih Muslim. Rasulullah SAW bersabda, “Setiap penyakit ada obatnya. Apabila obat tersebut sesuai dengan penyakitnya, maka ia akan sembuh dengan izin Allah.”

Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitabnya *Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’* menjelaskan bahwa “penyakit” di sini tidak hanya terbatas pada penyakit fisik, tetapi juga mencakup penyakit hati, roh, dan bahkan kebodohan. Beliau mencontohkan bahwa obat dari kebodohan adalah bertanya kepada para ulama. Namun, dalam riwayat lain, Rasulullah SAW memberikan pengecualian terhadap satu kondisi yang tidak dapat diobati.

Dalam hadits shahih yang terdapat dalam Musnad Imam Ahmad dari Usamah bin Syarik, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia juga menurunkan obatnya. Ini diketahui oleh sebagian orang dan tidak diketahui oleh yang lain.” Dalam redaksi lain, beliau melanjutkan, “Sesungguhnya Allah tidak meletakkan suatu penyakit, melainkan Dia juga meletakkan obatnya, kecuali satu penyakit.” Para sahabat bertanya, “Penyakit apa itu, wahai Rasulullah SAW?” Beliau menjawab, “Ketuaan.”

Menurut At-Tirmidzi, hadits ini berstatus shahih. Ini berarti bahwa proses penuaan yang alami adalah satu-satunya “penyakit” yang tidak memiliki obat secara harfiah. Ketuaan adalah bagian dari fitrah kehidupan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.

Selain ketuaan, ada pula riwayat dari Abu Sa’id yang menyatakan bahwa kematian adalah penyakit yang tidak ada obatnya. Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah Allah menciptakan penyakit, kecuali Dia juga menciptakan obatnya-yang akan diketahui oleh yang mengetahuinya dan tidak akan diketahui oleh orang bodoh-kecuali kematian.” (HR Ahmad dan At-Thabrani)

Dengan demikian, baik ketuaan maupun kematian adalah bagian dari ketetapan Allah SWT yang tidak dapat dihindari atau diobati.

Meskipun ada penyakit yang tak bisa diobati seperti ketuaan dan kematian, dalam Islam, doa memiliki peran yang sangat penting sebagai penawar dan sarana memohon kesembuhan. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk berdoa dengan sungguh-sungguh, “Berdoalah kepada Allah dengan keyakinan bahwa doa kalian akan terkabul. Ketahuilah, sesungguhnya Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai dan tidak serius.” (HR Hakim dalam al-Mustadrak dari Abu Hurairah RA)

Hadits ini mengandung makna bahwa doa adalah obat penawar yang mampu memberikan manfaat dan menghilangkan penyakit. Namun, kekuatan doa bisa melemah bahkan hilang jika hati lalai kepada Allah SWT atau jika seseorang mengonsumsi hal-hal yang haram.