Maksiat Kala Sendiri: Kata Ulama

keepgray.com – Maksiat, tindakan yang menyalahi perintah Allah SWT, sangat dianjurkan untuk dijauhi oleh umat Islam karena merugikan diri sendiri. Dalam buku “101 Fakta Maksiat yang Membuatmu Pasti Akan Segera Meninggalkannya,” Ustadzah Umi A. Khalil menjelaskan bahwa maksiat muncul akibat lemahnya iman, sehingga setan lebih mudah menggoda akal dan hawa nafsu manusia.

Seseorang mungkin terlihat alim dan saleh di depan banyak orang, tetapi ketika sendirian, ia justru melanggar larangan Allah tanpa rasa takut atau malu. Fenomena ini pernah disinggung oleh Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dalam salah satu kitab sunan.

Dalam hadits tersebut, Nabi bersabda bahwa ada suatu kaum dari umatnya yang datang pada hari kiamat dengan membawa banyak kebaikan sebesar Gunung Tihamah. Namun, Allah menjadikan kebaikan tersebut menjadi debu yang bertebaran. Ketika ditanya tentang sifat-sifat mereka, Rasulullah menjawab bahwa mereka adalah saudara yang memiliki kulit yang sama, menghidupkan malam dengan ibadah seperti yang dilakukan umat Islam lainnya, tetapi mereka adalah kaum yang jika bersepian, mereka merobek tirai untuk bermaksiat kepada Allah (HR Ibnu Majah).

Ibnu Hajar Al-Haitami dalam karyanya “Az-Zawajir ‘an Iqtiraf Al-Kabair” menjelaskan bahwa termasuk dosa besar adalah ketika seseorang yang tampak saleh justru melanggar larangan Allah, meskipun pelanggaran itu berupa dosa kecil dan dilakukan dalam keadaan sepi.

Maksiat yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi memiliki bahaya yang lebih besar karena dapat menipu kaum muslimin. Tindakan ini menunjukkan pudarnya ketakwaan dan hilangnya rasa takut kepada Allah.

Seseorang lebih mudah terjerumus dalam maksiat saat sendiri karena hilangnya ketakwaan di dalam hati. Ketika iman melemah, godaan setan menjadi sangat kuat hingga manusia mudah mengikuti dorongan hawa nafsu. Selain itu, orang yang berani bermaksiat kala sepi sejatinya telah kehilangan rasa takut kepada Allah dan hanya peduli pada penilaian manusia.

Padahal, Allah Maha Menyaksikan segala perbuatan hamba-Nya, meskipun tidak ada seorang pun yang melihat. Dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 108, Allah SWT berfirman bahwa mereka dapat bersembunyi dari manusia, tetapi tidak dapat bersembunyi dari Allah. Allah senantiasa bersama dan mengawasi mereka, bahkan ketika mereka menetapkan keputusan rahasia yang tidak diridai-Nya. Allah Maha Meliputi apa yang mereka kerjakan.

Oleh karena itu, tidak ada satu pun makhluk yang bisa bersembunyi dari penglihatan dan pengetahuan Allah. Segala yang tampak maupun tersembunyi, yang dilakukan terang-terangan maupun diam-diam, seluruhnya diketahui oleh-Nya dengan sempurna. Wallahu a’lam.