Bripda Kiton: Tekad Majukan Pertanian Papua Tengah

keepgray.com – Bripda Kiton Kogoya, seorang Bintara Kompetensi Khusus (Bakomsus) Polri, mengajak generasi muda Papua untuk terlibat dalam sektor pertanian. Ia menyadari bahwa ajakan ini bukan tanpa tantangan, namun ia memiliki harapan besar untuk membangun tanah kelahirannya melalui pendekatan yang nyata di bidang pertanian.

“Saya ingin jadi bagian dari perubahan untuk kampung saya,” ujar Kiton, yang berasal dari Papua Pegunungan, seperti dikutip dari keterangan SSDM Polri pada Senin (30/6/2025).

Kiton merupakan salah satu anggota Bakomsus Polri yang dipersiapkan untuk mendukung program ketahanan pangan nasional. Ia memiliki latar belakang pendidikan S1 Pertanian dari Universitas Widya Dharma, Klaten, Jawa Tengah.

Kiton menjelaskan bahwa pola pertanian di Papua memiliki perbedaan dibandingkan dengan wilayah lain. Di kampung halamannya, sistem pertanian lebih disesuaikan dengan kebutuhan konsumsi sehari-hari, bukan untuk tujuan pasar atau produksi skala besar. “Masyarakat kami terbiasa makan satu jenis makanan pokok saja. Kalau ubi, ya ubi terus. Maka dari itu, perlu ada penyuluhan agar masyarakat bisa mengonsumsi pangan yang lebih bergizi dan beragam,” jelasnya.

Setelah menyelesaikan kuliah, Kiton sempat kembali ke kampung halamannya untuk menerapkan ilmunya secara langsung. Ia memulai dengan menanam singkong menggunakan metode baru, yang terbukti menghasilkan panen yang melimpah. Keberhasilan ini menarik perhatian masyarakat setempat, yang kemudian mulai mengikuti cara bertaninya. Meskipun demikian, Kiton menekankan pentingnya menjaga konsistensi. “Mereka kadang tertarik, kadang tidak. Kita harus terus sampaikan dengan pendekatan yang tepat,” katanya.

Selama mengikuti pendidikan dasar kepolisian selama lima bulan, Kiton memperoleh pengetahuan tentang cara mendekati masyarakat, yaitu melalui metode *door to door system* (DDS). Menurutnya, anggota Bakomsus Ketahanan Pangan tidak hanya harus memahami hukum dan keamanan, tetapi juga memiliki keahlian di bidang pertanian, perikanan, atau peternakan.

“Kami pun ingin mendorong program DDS agar dapat mendekatkan diri kepada masyarakat untuk mencari tahu masalah-masalah mereka. Kita menghadirkan diri secara rumah ke rumah agar dapat berbaur dan mengerti apa yang mau disampaikan oleh masyarakat. Sehingga, tidak hanya menyukseskan program ketahanan pangan, tapi juga menjalin tali silaturahmi antara Polri dengan masyarakat. Polisi bukanlah musuh, tetapi sahabat untuk memecahkan masalah,” ungkapnya.

Untuk mendaftar sebagai anggota Polri, Kiton harus berjalan kaki selama 6 jam ke polsek terdekat, dengan jarak sekitar 15-20 km dari rumahnya. Motivasi Kiton untuk bergabung dengan Polri tergolong sederhana, yaitu ingin bekerja dan mengabdi kepada negara, serta menunjukkan kehadiran Polri di tengah masyarakat Papua.

“Terutama untuk mengatasi isu gizi buruk yang masih banyak terjadi di wilayah pegunungan. Masyarakat harus melihat langsung aksi kita, baru mereka percaya,” pungkasnya.

Rekrutmen Bakomsus Ketahanan Pangan dan MBG dilakukan oleh Bagian Penyediaan Personel Staf Sumber Daya Manusia (Bagdiapers SSDM) Polri sejak November 2024 dan berlangsung sepanjang Desember 2025. Polri menetapkan persyaratan bagi pendaftar Bakomsus Pertanian, Peternakan, dan Perikanan mulai dari lulusan SMK, D3, D4, hingga sarjana. Sementara itu, untuk Bakomsus Ahli Gizi dan Kesehatan Masyarakat, syarat pendidikannya adalah D4 dan sarjana.

Penerimaan anggota Polri melalui jalur Bakomsus ini merupakan salah satu strategi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mempercepat tercapainya misi Swasembada Pangan dan terlaksananya program Makan Bergizi Gratis dengan optimal, yang merupakan bagian dari Asta Cita dalam pemerintahan Presiden Prabowo dan Wapres Gibran Rakabuming Raka.