keepgray.com – Sekretaris Kabinet (Seskab) Letkol Teddy Indra Wijaya menghadiri undangan Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dalam acara silaturahmi dan dialog dengan orang tua serta calon siswa Sekolah Rakyat di Sentra Handayani, Jakarta, Minggu (29/6/2025). Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo juga hadir dalam acara tersebut.
Undangan ini merupakan bagian dari kunjungan kerja Gus Ipul untuk meninjau kesiapan sarana dan prasarana menjelang pembukaan tahun ajaran baru Sekolah Rakyat 2025/2026 pada 14 Juli 2025.
Dalam kesempatan itu, para orang tua berbagi cerita mengenai kondisi hidup mereka. Irwan, seorang kuli panggul yang tinggal di rumah sempit di lahan pemakaman Kapuk, Jakarta Barat, mengungkapkan bahwa penghasilannya sekitar Rp100 ribu per hari belum bersih. Ia berharap Sekolah Rakyat dapat membantu dirinya dan keluarganya.
Suratna, seorang janda dengan empat anak yang berjualan nasi uduk dan menjadi buruh cuci, juga menyampaikan rasa terima kasihnya atas kehadiran Sekolah Rakyat. Ia mengatakan bahwa anaknya, Galih, adalah anak yang pintar, namun ia merasa kurang mampu untuk mendidiknya.
Menanggapi cerita-cerita tersebut, Teddy menegaskan bahwa Sekolah Rakyat adalah wujud perhatian Presiden Prabowo Subianto kepada rakyat miskin. Sekolah ini dirancang untuk membangun anak-anak agar lebih sehat, mendapatkan pendidikan bermutu, aman, terlindungi, dan sejahtera.
Teddy juga mengajak para orang tua dan calon siswa untuk meninjau langsung fasilitas Sekolah Rakyat yang dibangun di atas lahan 1,2 hektare, bagian dari Sentra Handayani seluas 10 hektare. Fasilitas yang ditinjau meliputi asrama, ruang kelas, dan lapangan olahraga. Kunjungan dilanjutkan ke kontrakan tempat tinggal Galih.
Sekolah Rakyat Handayani dijadwalkan memulai tahun ajaran pada 14 Juli 2025, dengan tiga rombongan belajar jenjang SMP. Terdapat 75 siswa yang berasal dari keluarga desil 1 dan 2 Data Tunggal Sosial Ekonomi (DTSEN). Pembangunan fisik sekolah telah mencapai 88,81 persen, dengan realisasi pekerjaan 92,63 persen.
Fasilitas utama yang disiapkan meliputi asrama putra dan putri, gedung sekolah, kantor guru, ruang makan, rumah guru, toilet ramah disabilitas, dan lapangan basket. Selain di Sentra Handayani, Sekolah Rakyat di DKI Jakarta juga dibuka di Sentra Mulya Jaya dan Pusdiklat Margaguna.
Kurikulum Sekolah Rakyat dirancang sistematis dan menyeluruh, meliputi program persiapan fisik, mental, dan akademik berbasis talent mapping, pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, serta penguatan karakter, spiritualitas, nasionalisme, dan literasi.
Para guru diseleksi secara nasional oleh Kemendikdasmen, dengan 1.554 guru dan 2.730 tenaga kependidikan yang telah ditetapkan. Sebanyak 53 kepala sekolah telah mengikuti retret nasional, dan 47 kepala sekolah lainnya dijadwalkan mengikuti pelatihan serupa pada 1 Juli 2025.
Secara nasional, Sekolah Rakyat tahap awal mencakup 395 rombongan belajar di berbagai jenjang (SD, SMP, dan SMA), tersebar di 100 titik. Pulau Jawa menjadi wilayah terbanyak dengan 48 lokasi, disusul Sumatra (22), Sulawesi (15), Bali-Nusra, Kalimantan, dan Maluku (masing-masing 4), serta Papua (3 titik).
Pemerintah juga tengah menyiapkan gelombang berikutnya dengan memanfaatkan 122 Balai Latihan Kerja (BLK) Kementerian Ketenagakerjaan dan 45 gedung milik pemerintah daerah. Target tahap lanjutan mencakup 424 rombel, melibatkan 10.600 siswa, 2.180 guru, dan 4.069 tenaga kependidikan.