Wamensos ajak kampus berantas kemiskinan ekstrem.

keepgray.com – Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono menekankan pentingnya sinergi lintas sektoral, termasuk keterlibatan perguruan tinggi, dalam upaya komprehensif mengentaskan kemiskinan dan menghapus kemiskinan ekstrem di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan saat ia menghadiri “Dialog Pengentasan Kemiskinan melalui Pendidikan” di Gedung Grha Amartha, Universitas Boyolali, Jawa Tengah, pada Senin (26/5/2025).

Agus Jabo menjelaskan bahwa kunjungannya ke berbagai kampus bertujuan untuk membangun sinergi dan kolaborasi dalam program-program pengentasan kemiskinan. Ia mengingatkan bahwa target Presiden Prabowo Subianto untuk menghapus kemiskinan ekstrem yang berjumlah 3,1 juta orang menjadi nol persen pada tahun 2026, serta menurunkan angka kemiskinan dari 24,06 juta di bawah 5 persen pada tahun 2029, tidak dapat dicapai hanya oleh Kementerian Sosial (Kemensos) sendiri. Kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk kementerian dan lembaga terkait, pemerintah daerah, sektor swasta, dan kalangan akademisi, sangat dibutuhkan.

Di hadapan Bupati Boyolali Agus Irawan dan Rektor Universitas Boyolali Nanik Sutarni, Wamensos memaparkan tiga langkah utama yang sedang dijalankan Kemensos. Pertama, penyusunan dan pemutakhiran Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) yang melibatkan 34 ribu pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) untuk memastikan akurasi data di lapangan.

Kedua, perubahan konsepsi bantuan dari yang bersifat pasif menjadi produktif, dengan mengalihkan prioritas dari perlindungan sosial ke pemberdayaan. “Kita mau ubah konsepsinya, kalau sebelumnya kita memprioritaskan kerja di perlindungan sosial, ke depan kita ingin mengubah konsep dari pemberian bantuan pasif, kita ingin bantuan ini menjadi produktif,” ujarnya, menambahkan bahwa pemberdayaan bertujuan menciptakan masyarakat yang produktif dan mandiri dalam berwirausaha.

Langkah ketiga adalah memastikan program Sekolah Rakyat berjalan dengan baik. Agus Jabo menyebutkan bahwa Presiden menargetkan 100 titik Sekolah Rakyat tahun ini, dengan sekitar 65 titik sudah berjalan dan 53 titik lainnya sedang direvitalisasi. Kemensos bersama kementerian, lembaga lain, dan pemerintah daerah saat ini berupaya merealisasikan pembukaan 100 Sekolah Rakyat tersebut pada tahun ajaran baru di bulan Juli mendatang. Proses asesmen usulan bangunan dari pemerintah daerah terus dilakukan untuk menambah kuota target tersebut.

Agus Jabo menegaskan komitmen Kemensos untuk terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, khususnya kampus-kampus di Jawa Tengah, demi mencapai tujuan pengentasan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem. “Pendidikan adalah alat pembebasan untuk memberdayakan masyarakat miskin, saya berharap Universitas Boyolali bisa menjadi pelopornya,” pungkasnya.