Jokowi Takkan Jadi Caketum PSI: Analisis Ahli

keepgray.com – Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menyatakan bahwa Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) tidak akan mencalonkan diri sebagai ketua umum PSI. Pengamat menilai keputusan ini mempertegas posisi Jokowi yang ingin menghindari keterkaitan dengan partai politik manapun.

Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno, berpendapat bahwa tidak majunya Jokowi mengindikasikan restu penuh kepada Kaesang untuk memimpin PSI. “Saya kira setelah Kaesang maju sebagai calon Ketua Umum PSI ini kan mengkonfirmasi bahwa Kaesang itu sudah mendapatkan restu secara penuh dari Jokowi untuk menjadi Ketum PSI untuk yang kedua kalinya. Pada saat yang bersamaan saya kira ini kan sekaligus mengkonfirmasi bahwa dipastikan Jokowi tidak akan maju sebagai Ketum PSI,” ujar Adi, Senin (23/6/2025).

Adi menambahkan, Jokowi lebih memilih berada di luar partai politik dan menjadi “partai perorangan”. Menurutnya, Jokowi akan menjadi aktor di balik layar yang mengarahkan karier politik Kaesang dan Gibran, mengingat posisi Gibran sebagai wakil presiden saat ini.

“Oleh karena itu saya kira memang Jokowi itu hanya menjadi aktor di balik layar politik yang sepertinya mengorkestrasi bagaimana arah politik Kaesang ketika memimpin PSI dan arah politik Gibran untuk di masa yang akan datang, mengingat saat ini posisinya wakil presiden,” imbuhnya.

Adi menilai, meskipun tidak berpartai, Jokowi akan menjadi penasihat politik utama bagi Gibran dan Kaesang dalam meniti karier politik mereka, termasuk Bobby Nasution.

Kaesang sendiri telah mendaftar sebagai calon ketua umum PSI pada Sabtu (21/6). Adi menilai Kaesang sebagai calon terkuat, dan memprediksi bahwa PSI cukup percaya diri untuk lolos ke Senayan pada 2029, terutama dengan ambang batas parlemen yang tidak lagi 4%. Selain itu, nama besar Jokowi diyakini akan mendongkrak suara PSI.

“Jadi kalau boleh jujur, ideologi politik, jargon politik PSI itu dari Jokowi semua dan itu sebenarnya sejak lama, cuma terjadi samar-samar, belakang ini saja PSI dan Jokowi saling mempertegas bahwa keduanya ini memiliki hubungan saya kira saling menguntungkan satu sama yang lain,” tutur Adi.

Adi juga membuka kemungkinan Jokowi mengisi jabatan struktural di PSI, namun menekankan bahwa tanpa jabatan struktural pun, kiblat politik PSI tetaplah Jokowi. “Ibarat pesantren, Jokowi itu kyainya dan kader PSI adalah para santrinya,” pungkasnya.

Kaesang sendiri telah memastikan bahwa Jokowi tidak akan mendaftarkan diri sebagai caketum PSI. “Saya sudah berkomunikasi dengan beliau, saya sudah 1 minggu ini di Solo dan baru saja tadi mendarat pukul 3 tadi. Mengenai beliau akan menjadi ketum atau tidak, itu sudah kami obrolkan di seminggu terakhir ini, dan nggak mungkin juga, anak sama bapak saling berkompetisi,” kata Kaesang setelah mendaftar sebagai caketum PSI di DPP PSI, Jakarta Pusat, Sabtu (21/6).