keepgray.com – Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) dipastikan tidak akan mendaftarkan diri sebagai calon ketua umum (Caketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Keputusan ini diumumkan oleh putra Jokowi, Kaesang Pangarep, yang saat ini menjabat sebagai Ketum PSI.
Sebelumnya, kader PSI telah memberikan sinyal dukungan kuat jika Jokowi berminat untuk mendaftar sebagai calon ketua umum, mengingat Jokowi dianggap telah berjuang bersama PSI selama ini. Sekretaris SC Kongres PSI, Benediktus Papa, menyatakan bahwa karpet merah akan diberikan jika Jokowi mendaftar.
Namun, Benediktus menjelaskan bahwa proses pemilihan ketua umum tetap harus dilalui sesuai mekanisme partai, termasuk verifikasi keanggotaan. Keputusan akhir akan berada di tangan anggota partai yang memiliki hak suara.
Kaesang sendiri telah mendaftarkan diri sebagai calon ketua umum PSI pada Sabtu (21/6). Ia mengungkapkan bahwa salah satu alasan Jokowi tidak mendaftar adalah untuk menghindari kompetisi antara ayah dan anak dalam pemilihan yang sama. Kaesang meyakinkan Jokowi untuk memberikan kesempatan kepada generasi muda, dengan menyatakan bahwa “anak muda itu bukan pemimpin masa depan, anak muda itu pemimpin masa kini.”
Di sisi lain, relawan pro-Jokowi (Projo) justru mendorong Jokowi untuk mendirikan partai sendiri. Waketum Projo, Freddy Alex Damanik, berharap partai baru tersebut dapat menampung visi dan misi Jokowi secara utuh. Freddy juga menyebutkan bahwa Jokowi pernah mengajak diskusi para relawan terkait ide pembentukan partai ini, namun Projo memahami bahwa keputusan tersebut membutuhkan pertimbangan yang matang.
Sementara itu, Relawan Jokowi Mania, Immanuel Ebenezer (Noel), berpendapat bahwa meskipun tidak menjabat sebagai ketua umum, Jokowi tetap memiliki pengaruh besar dalam perpolitikan Indonesia. Noel bahkan menyebut Jokowi sebagai “partai yang berjalan” karena magnet politik yang dimilikinya.
Menanggapi hal ini, Juru Bicara PSI, Cheryl Tanzil, menyatakan bahwa Jokowi memiliki peran yang lebih dari sekadar atribut bagi PSI. Cheryl mengungkit kembali gagasan “Jokowisme” yang sempat digaungkan oleh PSI, yang menggambarkan kedekatan hubungan antara Jokowi dan partai tersebut. Ia juga membuka peluang bagi Jokowi untuk mendapatkan penempatan spesial di partai, mengingat hak politiknya sebagai warga negara.