keepgray.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 61,50 poin atau 0,88 persen, mencapai level 6.907 pada penutupan perdagangan Jumat (20/6).
Para investor tercatat melakukan transaksi senilai Rp22,59 triliun, dengan total saham yang diperdagangkan mencapai 35,46 miliar lembar. Dalam sepekan terakhir, IHSG mengalami pelemahan sebanyak empat kali, menyebabkan penurunan performa indeks sebesar 3,61 persen sepanjang pekan tersebut.
Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gusti Agung Alit Nityaryana, mengonfirmasi bahwa perdagangan saham selama periode 16-20 Juni 2025 menunjukkan tren penurunan. Kapitalisasi pasar bursa merosot 3,17 persen dari Rp12.495 triliun menjadi Rp12.099 triliun. Rata-rata volume transaksi harian juga mengalami penurunan sebesar 13 persen, dari 28,05 miliar menjadi 24,41 miliar lembar saham.
Nilai transaksi harian rata-rata tercatat turun 7,63 persen, dari Rp16,24 triliun menjadi Rp15,01 triliun. Frekuensi transaksi harian juga mengalami penurunan sebesar 8,15 persen, dari 1,42 juta menjadi 1,31 juta kali transaksi.
Menurut keterangan resmi yang disampaikan pada Jumat (20/6), investor asing mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp2,73 triliun pada hari itu. Secara kumulatif, sepanjang tahun 2025, investor asing telah mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp53,10 triliun.
Menanggapi kondisi ini, Head of Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, memperkirakan bahwa IHSG akan mengalami pelemahan terbatas dalam waktu dekat, dengan kisaran support di level 6.800 dan resistance di level 7.000. Tekanan pasar global saat ini dipicu oleh serangan militer Amerika Serikat terhadap tiga lokasi nuklir di Iran, yaitu Fordow, Natanz, dan Esfahan. Pasar kini menanti reaksi dari sekutu Iran seperti China dan Rusia.
Oktavianus menambahkan bahwa kekhawatiran pasar juga meningkat terhadap potensi penutupan Selat Hormuz, jalur penting yang dilalui oleh 20-30 persen perdagangan minyak global. Jika hal ini terjadi, harga minyak mentah diperkirakan dapat melonjak hingga 30 persen. Selain itu, investor juga menantikan pidato Ketua The Fed Jerome Powell untuk mencari sinyal terkait peluang penurunan suku bunga, di tengah kekhawatiran inflasi yang kembali meningkat.
Dari sisi komoditas, harga energi seperti minyak mentah dan emas diprediksi akan menguat tajam. Harga emas bahkan berpotensi mencetak rekor baru di kisaran US$3.500 per troy ounce. Berdasarkan analisis teknikal, Oktavianus merekomendasikan beberapa saham yang bisa dikoleksi, terutama di sektor energi dan barang baku yang diperkirakan akan mendapat sentimen positif dalam jangka pendek.
Saham-saham yang direkomendasikan antara lain adalah Medco Energi Internasional (MEDC), dengan target level 1.590, dan Amman Mineral Internasional (AMMN), dengan target level 8.400.
Sementara itu, Analis Teknikal MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, memproyeksikan bahwa IHSG dalam sepekan ini berpeluang menguat terbatas di kisaran support 6.908 dan resistance 7.065. Pasar diperkirakan akan mencermati perkembangan konflik geopolitik di Timur Tengah, terutama setelah serangan militer AS ke Iran. Ketegangan ini dapat memicu aksi switching atau peralihan aset investasi ke instrumen yang dianggap lebih aman jika situasi semakin memanas.
Herditya merekomendasikan saham Samudera Indonesia (SMDR), dengan target level 376, PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), dengan target level 8.425, dan Japfa Comfeed Indonesia (JPFA), dengan target level 1.635.