AS vs Iran: Perang Dunia III Mengintai?

keepgray.com – Pesawat militer Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah menjatuhkan bom di tiga fasilitas nuklir Iran, memicu kekhawatiran akan dampak yang lebih luas dari keterlibatan AS dalam konflik antara Israel dan Iran.

Menanggapi situasi ini, Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Indonesia (UI), Prof. Hikmahanto Juwana, menyampaikan bahwa serangan AS terhadap Iran sangat berbahaya dan AS memberikan pilihan kepada Iran.

“Serangan Amerika Serikat terhadap Iran ini sangat membahayakan, karena meskipun Presiden Amerika Serikat mengklaim bahwa sekarang pilihan bagi Iran itu ada dua, yaitu menyerah dan kemudian ada perdamaian atau Amerika Serikat akan melakukan serangan lebih besar apabila Iran tidak mau menyerah,” kata Hikmahanto kepada wartawan, Senin (23/6/2025).

Hikmahanto menyoroti beberapa poin penting setelah serangan AS. Pertama, adalah potensi reaksi dari Iran, apakah akan menyerah atau melakukan serangan balasan terhadap kapal induk AS atau Israel. Kedua, adalah reaksi dari negara-negara di dunia, apakah akan mendukung AS atau Iran, yang dapat meningkatkan risiko Perang Dunia III. Ketiga, adalah sikap AS selanjutnya, apakah akan menarik diri atau terus terlibat dalam konflik ini.

Hikmahanto menekankan pentingnya bagi Indonesia untuk berpihak pada perdamaian dan berkoalisi dengan negara-negara yang memiliki pandangan serupa untuk meredakan ketegangan.

Sementara itu, Pakar Hubungan Internasional dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Teuku Rezasyah, menilai bahwa AS telah melanggar kedaulatan Iran, yang sedang mempertahankan diri sesuai dengan Pasal 51 Piagam PBB setelah serangan Israel pada 13 Juni lalu. Rezasyah juga menyatakan bahwa AS telah menempatkan diri sebagai pelindung Israel, yang terus menerus dikecam oleh Majelis Umum PBB karena menindas masyarakat Palestina.

Rezasyah menambahkan bahwa tindakan AS merusak hubungan antar bangsa dan gagal menyelesaikan konflik berdasarkan hukum internasional. Ia juga berpendapat bahwa reputasi AS semakin memburuk di kalangan masyarakat Iran dan Timur Tengah.

Mengenai sikap Rusia, Rezasyah memperkirakan bahwa Rusia akan menahan diri dan menyerukan kepada masyarakat internasional untuk tidak melakukan tindakan serupa. Ia juga memprediksi bahwa Iran akan menahan diri untuk saat ini dan melanjutkan serangannya terhadap Israel di kemudian hari.

Sebelumnya, dilaporkan bahwa tiga fasilitas nuklir Iran, yaitu Natanz, Fordow, dan Isfahan, dibom oleh AS menggunakan pesawat pengebom B-2 dengan bom GBU-57A/B Massive Ordnance Penetrator (MOP) pada Minggu (22/6). Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa serangan tersebut telah menghancurkan fasilitas pengayaan nuklir Iran dan mengancam serangan lebih lanjut jika Iran tidak berdamai.

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengutuk serangan AS tersebut dan menegaskan hak Iran untuk mempertahankan kedaulatannya sesuai dengan Piagam PBB.