keepgray.com – Seratus pintu Masjid Nabawi di Madinah bukan hanya sekadar akses masuk, melainkan juga simbol kemegahan arsitektur dan seni Islam yang abadi, mencerminkan perawatan berkelanjutan terhadap salah satu tempat suci umat Islam selama berabad-abad.
Pintu-pintu tersebut dibedakan oleh desain elegan, detail ukiran yang rumit, serta pengerjaan presisi tinggi. Lebih dari sekadar keindahan visual, setiap pintu dirancang fungsional, memadukan keagungan dengan kehalusan, mencerminkan nilai keterbukaan dan kedamaian Islam, menyambut semua orang tanpa memandang penampilan atau bahasa.
Keunikan artistik pintu-pintu ini juga mencerminkan identitas arsitektur Masjid Nabawi. Dekorasi khas dan ukiran kaligrafi Islam menjadikannya contoh menakjubkan warisan seni Islam.
Salah satu tonggak penting dalam sejarah arsitektur pintu Masjid Nabawi adalah proyek perluasan di era mendiang Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Fahd bin Abdulaziz. Perluasan ini mencakup tujuh pintu masuk utama: tiga di sisi utara, dua di sisi timur, dan dua di sisi barat. Setiap pintu masuk bercabang menjadi tujuh pintu besar: dua terpisah dan lima berdampingan di tengahnya.
Dengan dimensi luar biasa—lebar 3 meter, tinggi 6 meter, dan tebal lebih dari 13 sentimeter—setiap pintu memiliki berat sekitar 1,25 ton. Namun, berkat mekanisme khusus, pintu-pintu ini tetap dapat dibuka dan ditutup dengan mudah hanya dengan satu tangan.
Mengutip laporan Saudi Press Agency pada Kamis, 19 Juni 2025, seluruh pintu tersebut dibuat dari lebih dari 1.600 meter kubik kayu jati premium. Masing-masing terdiri atas lebih dari 1.500 keping tembaga berlapis emas, dengan ukiran kaligrafi indah bertuliskan “Muhammad, Utusan Allah SWT” dalam desain melingkar.
Proses pembuatannya melibatkan kolaborasi lintas negara: tembaga berlapis emas dipoles di Prancis, kayu diambil dan dirakit di Amerika Serikat, dikeringkan selama lima bulan di oven khusus di Barcelona, Spanyol, lalu dipotong menggunakan teknologi laser, dipoles, dilapisi emas, dan dirakit dengan teknik tradisional interlock tanpa paku.
Dengan kekayaan seni dan sejarahnya, pintu-pintu Masjid Nabawi bukan hanya menjadi fitur arsitektur semata, tetapi juga simbol abadi dari keindahan, keragaman, dan nilai-nilai luhur Islam yang terus hidup hingga kini.