Prabowo: Agen Perdamaian Dunia?

keepgray.com – Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyoroti bahwa masa depan dunia berada di tangan lima tokoh berpengaruh di tengah konflik yang melibatkan Iran dan Israel. Pengamat Hubungan Internasional (HI) dari Universitas Padjajaran (Unpad), Teuku Rezasyah, berpendapat bahwa kelima tokoh tersebut berpotensi mengakhiri konflik Iran-Israel.

Teuku Rezasyah menyatakan bahwa pandangan SBY patut dihargai, mengakui kualitas kelima tokoh dalam menangani masalah kritis di dalam dan luar negeri. Ia menekankan pentingnya peran mereka dalam mengakhiri perang Iran-Israel, yang berpotensi berkembang menjadi Perang Dunia III, seperti yang disampaikannya kepada wartawan pada Jumat (20/6/2025).

Lebih lanjut, Rezasyah menyoroti bahwa kelima tokoh tersebut memiliki ego yang tinggi, yang dapat menghambat terwujudnya konsensus kolektif. Oleh karena itu, diperlukan figur lain yang mampu menyadarkan mereka akan perlunya penyelesaian yang adil dan bertanggung jawab, sehingga mencegah eskalasi menjadi Perang Dunia III.

Rezasyah menyebutkan dua tokoh yang dianggap mampu memberikan legitimasi perdamaian berkelanjutan, yaitu Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dan Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, Prabowo memiliki kharisma di dalam negeri dan kredibilitas di luar negeri, yang berpotensi menggalang solidaritas dari masyarakat internasional.

Indonesia, menurut Rezasyah, dapat mengupayakan konsensus di Majelis Umum PBB untuk menolak penggunaan senjata nuklir dalam penyelesaian krisis internasional. Selain itu, Indonesia perlu berupaya menghidupkan kembali prinsip-prinsip yang dihasilkan oleh Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bandung tahun 1955.

Sebelumnya, SBY mengomentari meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel, memperingatkan bahwa dunia berada di ambang malapetaka jika perang kedua negara tersebut tidak terkendali. SBY juga menyatakan bahwa masa depan dunia, dari sisi perdamaian dan keamanan, akan ditentukan oleh lima tokoh kuat, yaitu Benjamin Netanyahu, Ali Khamenei, Donald Trump, Vladimir Putin, dan Xi Jinping.