keepgray.com – Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia (Danantara) berencana merampingkan jumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) beserta anak usahanya dari 888 menjadi sekitar 200 perusahaan. Langkah awal akan dilakukan dengan konsolidasi di sektor logistik dan asuransi yang dinilai terlalu tersebar dan kurang kompetitif.
Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, menyatakan bahwa saat ini terdapat 18 perusahaan pelat merah yang bergerak di sektor logistik, namun seluruhnya masih berskala kecil dan belum mampu bersaing secara signifikan. Setelah kajian menyeluruh, Danantara memutuskan untuk menggabungkan seluruh entitas tersebut menjadi satu perusahaan besar.
“Kita melakukan pengkonsolidasian daripada bisnis kita tadi, yang tadinya tadi logistiknya ada 18, nanti menjadi satu perusahaan logistik yang size-nya cukup besar, kompetitif, yang mampu bersaing. Kemudian juga memberikan nilai tambah yang signifikan buat Danantara,” kata Dony dalam acara IKA Fikom Unpad Executive Breakfast Meeting Kuartal Pertama Danantara di Hutan Kota, Plataran, Jakarta Pusat, Rabu (18/6), seperti dilansir detikfinance.
Konsolidasi juga akan menyasar sektor asuransi, yang saat ini mencakup 16 BUMN. Menurut Dony, skala bisnis perusahaan-perusahaan asuransi BUMN tersebut masih terlalu kecil untuk bersaing dengan perusahaan swasta. “Kita punya 16 perusahaan insurance, tapi tidak kompetitif karena kecil-kecil ya,” ujarnya.
Melalui proses fundamental business review, Danantara memutuskan untuk memangkas jumlah BUMN asuransi menjadi tiga entitas besar yang mencakup asuransi jiwa, asuransi umum, dan asuransi kredit. “Insurance kita nanti mungkin menjadi tiga, ada life insurance, general insurance, credit insurance. Tidak ada lagi yang tetapi size-nya cukup kompetitif,” jelas Dony.
Ia menambahkan rencana konsolidasi ini merupakan bagian dari strategi besar untuk menyederhanakan struktur kepemilikan dan meningkatkan daya saing perusahaan-perusahaan BUMN. “Kita harapkan nanti menjadi tinggal di bawah 200 perusahaan yang memang kokoh kuat. Dulu tidak bisa kita lakukan ini, karena tidak ada interkorelasinya. Hari ini kami bisa melakukan itu karena kami pemiliknya secara perusahaan,” pungkas Dony.