keepgray.com – Jemaah haji yang menjadi penumpang pesawat Saudia Airlines dan sempat mengalami pendaratan darurat di Bandara Kualanamu akibat ancaman bom fiktif, telah tiba dengan selamat di Balai Kota Depok. Salah seorang jemaah bernama Hans (54) mengungkapkan bahwa dirinya sempat terkejut ketika pesawat tiba-tiba berputar balik dan mendarat di Bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara.
“Ya alhamdulillah, sudah bisa tiba di Kota Depok dengan selamat. Jadi kalau mengingat peristiwa kemarin ya cukup kaget juga. Karena kita dalam posisi saat di sekitar di Sumatera Barat, begitu kita tiba-tiba pesawatnya putar balik,” ujar Hans kepada detikcom, Rabu (18/6/2025).
Hans menjelaskan bahwa saat pesawat berputar balik, para penumpang sedang menikmati makan siang. Tiba-tiba, pramugari meminta seluruh penumpang untuk segera melipat meja makan mereka, yang kemudian menimbulkan pertanyaan di antara para jemaah.
“Nah di situlah mulai banyak bertanya kenapa mau mendarat. Nah dari sejak itu mulai banyak galaulah ceritanya. Ada apa, ada apa, ada apa. Dan sampailah kita tiba di Kualanamu,” imbuhnya.
Sesampainya di Bandara Kualanamu, para jemaah semakin bingung ketika melihat mobil pemadam kebakaran mendekati pesawat. Mereka kemudian diminta turun dari pesawat dengan tergesa-gesa, tanpa mengetahui alasan yang jelas.
“Nah saat itulah kita bertanya-tanya kenapa kita diturunkan di sini. Sampai di situ kan masih belum tahu apa. Baru tiba-tiba masuk mobil gegana. Nah di situlah ada apa ya. Nah di situ mulai banyak, oh ada sesuatu yang berbeda. Nah sejak itulah kita monitor,” tuturnya.
Hans menambahkan bahwa tidak ada pengumuman resmi terkait alasan penurunan jemaah di Kualanamu. Informasi mengenai ancaman bom baru muncul belakangan.
“Itu pun juga masih, ah paling-paling hoaks dan semacamnya itu. Berarti belum inilah, belum ada kepastianlah. Sampai akhirnya mulai muncul berita dari, ya kayak wartawan berita dari detik, dari Kompas. Ya seperti itulah mulai ada, mulai ada apa ya sampai begitu. Waduh kok bisa begini ya,” ungkapnya.
Menurut Hans, para jemaah tidak menunjukkan kepanikan, melainkan lebih kepada rasa heran atas kejadian tersebut. Mereka juga merasa bersyukur karena berhasil turun dari pesawat dengan selamat.
“Biasa aja, jadi kecenderungan heran. Heran, karena ya antara heran, antara mau bilang takut juga, alhamdulillah nggak, karena kita sudah berhasil turun kan. Sudah berhasil turun, jadi takut tuh nggak,” jelasnya.
“Cuma agak ditakutkan kalau memang kejadian, kalau memang mendapat pesawat yang sama. Sampai ada berita yang namanya teknis peledakan bom seperti apa, gimana ya, itu baru mulai agak takut-takut,” pungkasnya.
Sebelumnya, pesawat yang membawa para jemaah haji ini menerima ancaman bom melalui surat elektronik (e-mail) yang diterima oleh PT Angkasa Pura. Kepala Kantor Otoritas Bandara Wilayah II Medan, Asri Santosa, mengatakan bahwa pengirim pesan tersebut diduga berada di India. Setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh, Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan Februanto memastikan bahwa tidak ada bom di dalam pesawat yang mendarat darurat tersebut.