Banteng: Taman Budaya Baru

keepgray.com – Taman Lapangan Banteng di Jakarta, yang telah direvitalisasi pada 2017-2018, kini menjadi ruang publik yang ramai dikunjungi, menawarkan suasana asri dan lokasi strategis dekat Pasar Baru. Taman ini memiliki sejarah panjang sejak era kolonial, dimulai pada 1828 dengan nama Waterlooplein, yang didirikan untuk mengenang pertempuran Waterloo (1815).

Pada masa penjajahan Belanda, Waterlooplein berfungsi sebagai alun-alun utama dan tempat latihan militer. Pada 1632, namanya diubah menjadi Paviljoenevold atau Lapangan Paviljoen. Sempat beberapa kali berpindah kepemilikan, lapangan ini mengalami perubahan signifikan di era Presiden Soekarno dengan dibangunnya Monumen Pembebasan Irian Barat pada 1963, sebagai peringatan atas keberhasilan Indonesia merebut kembali Irian Barat dari Belanda.

Di masa Orde Baru, Lapangan Banteng tetap menjadi ruang publik untuk berbagai acara kenegaraan dan kegiatan sosial, meskipun mengalami degradasi karena kurangnya perawatan dan urbanisasi. Saat ini, Lapangan Banteng menjadi contoh sukses revitalisasi ruang publik di Jakarta, membuktikan bahwa ruang terbuka hijau (RTH) di tengah kota dapat menjadi pusat budaya dan rekreasi yang nyaman.

Dalam rangka merayakan HUT Ke-498 Jakarta, Pemprov DKI Jakarta akan mengadakan serangkaian kegiatan di Lapangan Banteng, termasuk Malam Puncak HUT Ke-498 Jakarta dengan tema ‘Bentang Harapan JakASA: Menuju 5 Abad Jakarta’. Acara ini akan diselenggarakan pada Minggu, 22 Juni 2025, mulai pukul 17.00 hingga 23.00 WIB, dengan menampilkan berbagai hiburan seperti seni tradisional (ondel-ondel, tanjidor, rebana, jawara, tari cokek) dan modern, serta penampilan Noni Belanja.

Malam puncak tersebut juga akan menghadirkan sesi eksklusif di mana para pemimpin Kota Jakarta dari masa ke masa akan menyampaikan harapan mereka. Rangkaian acara HUT ke-498 Jakarta ini terbuka untuk umum dan dapat disaksikan secara langsung di Lapangan Banteng mulai pukul 17.00 WIB, serta disiarkan secara live streaming.